Lawandari berbakti kepada kedua orang tua adalah durhaka kepada keduanya, dan amalan ini merupakan dosa yang sangat besar. Dari Abi Bakrah radhiallahu 'anhu dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tidaklah Rasulullah menceritakan kisah kejadian umat terdahulu melainkan untuk menjadi pelajaran bagi umat yang datang

ilustrasi Nabi Nuh Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, yaitu kaum Nuh, Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan penduduk negeri-negeri yang telah musnah?. Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi mereka lah yang menganiaya diri mereka sendiri.QS. At-Taubah 70 Pesan-pesan suci, disampaikan untuk umat manusia oleh Allah melalui utusan-utusan-Nya, telah dikomunikasikan kepada kita sejak penciptaan umat manusia, Beberapa masyarkat/kaum telah menerima pesan/ajaran ini sementara yang lain telah mengingkarinya. Adakalanya, ada sejumlah kecil dari suatu masyarakat yang mau menerima perintah suci tersebut mengikuti seorang pembawa risalahnabi. Namun sebagian besar dari masyarakat yang telah didatangi risalah suci tersebut tidak bersedia menerimanya. Mereka tidak hanya mengabaikan pesan suci yang disampaikan oleh sang pembawa pesan, namun juga berusaha untuk melakkan perbuatan keji terhadap para pembawa pesan dan para pengikutnya. Para pembawa pesan suci tersebut biasanya dituduh serta difitnah sebagai “pembohong, sihir, orang yang sakit gila dan penuh dengan kesombongan” dan menjadi pemimpin dari banyak orang yang harus mereka cari-cari untuk dibunuh. Semua hal yang diinginkan oleh para nabi dari kaumnya adalah kepatuhan mereka kepada Allah. Mereka tidak meminta uang ataupun berbagai keuntungan dunia lainnya sebagai balasan. Dan juga mereka tidak berusaha memaksa kaum mereka. Yang mereka inginkan hayalah mengajak kaum mereka kepada agama yang haq dan bahwa mereka seharusnya memulai sebuah jalan hidup yang berbeda bersama dengan para pengikutnya terpisah dari masyarkat. Apa yang telah terjadi antara Syu’aib dan kaum Madyan dimana dia diutus, menggambarkan hubungan antara nabi dengan kaumnya sebagaimana yang disebutkan dimuka. Reaksi dari suku Syu’aib terhadap Syu’aib, yang menyerukan kepada mereka untuk beriman kepada Allah dan menghentikan semua tindakan ketidakadian yang telah mereka lakukan, dan bagaimana itu semua berakhir sangatlah menarik Dan kepada penduduk Madyan Kami utus saudara mereka Syu’aib, Ia berkata “Hai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan selain Dia. Dan jaganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik mampu dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan kiamat.” Dan Syu’aib berkata “hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu berbuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. Sisa keuntungan dari Allah adalah lebih baik bagi kamu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas diri kamu. Mereka berkata “Hai Syu’aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah seorang yang sangat penyantun lagi berakal. Syu’aib berkata “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku daripada-Nya rezeki yang baik patutkah aku menyalahi perintah-Nya. Dan aku tidak berkehendak mengerjakan apa yang aku larang kamu daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali mendatangkan perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku, melainkan dengan pertolongan Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya lah aku kembali. Hai kaumku, janganlah hendakya pertentangan antara aku dengan kamu menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaun Luth tidak pula jauh tempatnya dari kamu. Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi maha Pengasih. Mereka berkata “Hai Syu’aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakana itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang benar-benar lemah diantara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa disisi kami. Syu’aib menjawab “Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedangkan Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang dibelakangmu?. Sesungguhnya pengetahuan Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan”. Dan dia berkata “Hai kaumku, berbuatalah menurut kemampuanmu, sesungguhya akupun berbuat pula. Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab tuhanku, sesungguhnya akupun menungu bersama kamu.” Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di tempat tinggalnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud yang telah binasa.QS Huud 84-95. Dengan memikirkan “batu /prasasti Syu’aib” yang tidak lain kecuali menerukan mereka kepada kebaikan, kaum Mdyan dihukum dengan kutukan dari Allah dan merekapun telah dibinasakan sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat diatas. Masyarakat Madyan bukanlah satu-satunya contoh. Sebaliknya sebagaimana Syu’aib sedang berbicara kepada kaumnya, banyak masyarakat yang telah ada lebih dahulu sebelum masyarakat Madyan yang telah dibinasakan. Setelah Madyan, banyak masyarakat lain yang juga dihancurkan oleh kemurkaan Allah. Di dalam halaman-halaman berikut, kita akan menyebutkan masyarakat-masyarakat yang telah disebutkan diatas yang telah dibinasakan dan sisa-sisa peninggalan mereka. Di dalam Al Qur’an, masyarakat-masyarakat ini disebutkan secara mendetail dan orang-orang diajak untuk merenungkan dan mengambil pelajaran serta peringatan tentang bagaimana kaum-kaum ini berakhir. Pada titik ini, Al Qur’an secara khusus menarik perhatian terhadap kenyataan bahwa sebagian besar dari masyarakat yang dihancurkan tersebut memiliki tingkat peradaban yang tinggi. Di dalam Al Qur’an, sifat-sifat dari kaum-kaum yang dihancurkan ditekankan sebagai berikut Dan berapa banyakkah umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka yang telah dibinasakan itu telah pernah menjajah di beberapa negeri. Adakah mereka mendapat tempat lari dari kebinasaan?.QS Qaf 36. Dalam ayat tersebut, dua sifat dari kaum yang telah dihancurkan secara khusus ditekankan. Yang pertama adalah mereka merasa “lebih besar kekuatannya”. Hal ini berarti bahwa masyarakat-masyarakat yang telah dibinasakan tersebut telah berada dalam suatu tingkat kedisiplinan dan system birokrasi militer yang tangguh dan merenggut kekuatan diwilayah mereka berada memalui dengan cara paksaan kekuatan. Point kedua adalah masyarakt-masyarakat yang telah disebutkan dimuka mendirikan kota-kota besar yang dihiasai dengan karya-karya arsitektur mereka. Hal ini patut untuk diperhatikan bahwa dari kedua macam sifat-sifat ini termasuk yang dimiliki oleh peradaban yang ada dijaman kita sekarang ini, yang telah membentuk sebuah kebudayaan dunia yang begitu luas melalui ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dan telah mendirikan negara-negara yang tersentralisir, kota-kota besar, namun mereka masih tetap mengingkari dan mengabaikan Allah, melupakan bahwa semua hal tersebut memungkinkan untuk dibuat kaena Kekuasan Allah saja. Namun, sebagaimana dikatakan di dalam ayat, peradaban mereka yang telah berkembang tidak bisa menyelamatkan masyarakat yang telah dihancurkan tersebut, dikarenakan peradaban mereka berdiri diatas landasan pengingkaran terhadap Allah. Akhir dari peradaban saat inipun tidak akan berbeda selama peradaban sekarang ini berdasarkan kepada pengingkaran dan berperilaku jahat di dunia. Sejumlah peristiwa penghancuran, beberapa diantaraya yang diceritakan dalam Al Qur’an, telah dibenarkan oleh berbagai penelitian arkeologis yang dilakukan di jaman modern, Temuan-temuan ini yang secara jelas membuktikan bahwa peristiwa-peristiwa yang dikutip dalam Al Qur’an benar-benar pernah terjadi, menjelaskan perlunya untuk menjadi “peringatan terlebih dahulu” yang banyak digambarkan dalam kisah-kisah Al Qur’an. Allah berfirman di dalam Al Qur’an bahwa penting untuk “bepergian di muka bumi” dan “melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka”. Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidaklah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka yang mendustakan rasul dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memikirkanya. Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harrapan lagi tentang keimanan mereka dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan kiab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.QS Yusuf 109-111. Sesungguhnya, terdapat banyak contoh dalam kisah-kisah tentang masyarakat di waktu lampau bagi orang-orang yang dikaruniai kepahaman. Kehancuran mereka yang disebabkan oleh pemberontakan mereka terhadap Allah dan penolakan terhadap perintah-perintah-Nya, kaum-kaum ini mengungkapkan kepada kita betapa lemah dan tidak berdayanya umat manusia dhadapan Allah. Di dalam halaman-halaman berikut, kita akan mempelajari contoh-contoh dalam susunan yang urut berdasarkan kronologi kejadiannya. ***************.
NabiSyuaib, yang dikenal dalam literatur Alkitab sebagai Yitro, adalah satu dari hanya empat nabi Arab yang disebutkan namanya dalam Al-Quran. Aspek-aspek kisah Syuaib dinyatakan dalam ayat 85-93 Suratul-'A 'raf dan ayat 84-95 dari Surat Hud. Banyak cendekiawan percaya bahwa Syuaib adalah lelaki tua yang menawarkan keselama
Jakarta - Dalam Al-Qur'an terdapat perempuan yang dikisahkan baik dalam keshalehannya yang berguna untuk teladan perempuan muslim, maupun perempuan yang durhaka yang bisa menjadi pengingat untuk perempuan muslim lainnya. Kisah perempuan durhaka yang dikisahkan dalam Al-Qur'an ialah istri dari Nabi Nuh as, istri dari Nabi Luth as, dan Istri dari Abu Lahab. Bagaimana kisah ketiganya?Melansir kepada buku Ulumul Qur'an Kajian Kisah-kisah Wanita dalam Al-Qur'an yang ditulis oleh Muhammad Roihan Nasution, berikut kisah-kisah istri durhaka yang diabadikan dalam Al-Qur'an. Kisah Istri Nabi Nuh As dan Nabi Luth AsDalam surah at-Tahrim ayat 10, Istri nabi Nuh as dan Nabi Luth as menanggung azab yang pedih. Surah tersebut berbunyi sebagai berikut,ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَArtinya "Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya masing-masing, maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah; dan dikatakan kepada keduanya "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk jahannam"." QS. At-Tahrim 10Bertahun-tahun lamanya istri Nabi Nuh as menentang dakwah yang dibawanya. Bahkan, ia sanggup mengatakan bahwa pengikut dakwah Nabi Nuh as hanyalah dari kalangan orang-orang miskin dan saat kenabian Nabi Nuh as, keadaan dunia sangat rusak dengan adanya degradasi moral manusia seperti pembangkangan terhadap urusan Allah SWT. Hal tersebut yang menyebabkan turunnya bencana banjir besar yang menyapu manusia durhaka di bumi, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nyaقَالَ سَـَٔاوِىٓ إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِى مِنَ ٱلْمَآءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ ٱلْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ إِلَّا مَن رَّحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا ٱلْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ ٱلْمُغْرَقِينَArtinya "Anaknya menjawab "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah saja Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan." QS. Hud 43Nabi Nuh as memohon pertolongan kepada Allah SWT agar diselamatkan istri dan anaknya dari bencana banjir tersebut. Tetapi, jawaban Allah SWT menjelaskan bahwa keduanya bukanlah anggota keluarganya lagi. Sehingga disebutlah keduanya istri dan anak dari Nabi Nuh as termasuk orang yang celaka dunia dan pula kisah yang menceritakan tentang istri dari Nabi Luth yang digambarkan dalam surah At-Tahrim ayat 10. Abdullah Yusuf Ali dan para mufasir menekankan bahwa istri Nabi Luth telah menjadi perantara untuk kaum Sodom dalam menggagalkan misi dakwah pengkhianatan yang dilakukan oleh istri Nabi Luth terdapat dalam surah Hud ayat 81 yang berbunyi sebagai berikutقَالُوا۟ يَٰلُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَن يَصِلُوٓا۟ إِلَيْكَ ۖ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ ٱلَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنكُمْ أَحَدٌ إِلَّا ٱمْرَأَتَكَ ۖ إِنَّهُۥ مُصِيبُهَا مَآ أَصَابَهُمْ ۚ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ ٱلصُّبْحُ ۚ أَلَيْسَ ٱلصُّبْحُ بِقَرِيبٍArtinya "Para utusan malaikat berkata "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?"" QS. Hud 81Kisah Istri Abu LahabIstri dari Abu Lahab merupakan termasuk perempuan yang diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-Quran sebagai perempuan yang durhaka. Tidak hanya istrinya, tetapi Abu Lahab pun juga merupakan laki-laki yang durhaka. Kisah keduanya diabadikan dalam surah Al-Lahab 1-5 yang berbunyi demikianتَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ * مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ * سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ * وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ * فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍArtinya "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak neraka. Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar penyebar fitnah. Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal." QS Al Lahab 1-5.Kedengkian Abu Lahab kepada Rasulullah SAW dan keluarganya beserta agamanya pun semakin menjadi-jadi. Karena kelicikan Ummu Jamil yan memengaruhi suaminya sehingga buta terhadap kebenaran yang dibawakan oleh Nabi dari istri Abu Lahab juga kerap cenderung saling ditimpali suaminya. Sepasang suami istri ini kerap untuk menolak, menentang, bahkan mengganggu dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW di Makkah dengan kebencian. Bahkan, mereka tidak mengindahkan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah keponakannya sendiri. Simak Video "Jaga Kearifan Lokal, Masjid Al-Hikmah Dibangun dengan Nuansa Khas Bali" [GambasVideo 20detik] lus/lus
SOMBONG SOK, ANGKUH, AROGAN, CONGKAK, PONGAH, TAKABUR. Sombong dianggap penyakit yg sering menghinggapi kita semua, benih-benihnya sering muncul tanpa kita sadari. Ditingkatan terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain. Di tingkat kedua, sombong disebabkan
Oleh M. Ishom el-Saha Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten TIDAK sedikit orang tua yang meminta putra-putrinya berbakti kepada orang tua. Tapi dia sendiri tidak paham tentang apa pun sebutan ayah yang durhaka untuk ayah. Jika anak durhaka berhasil lolos sia-sia, begitupun orang tua yang durhaka kepada keturunan. Diriwayatkan pada masa Umar bin Khattab ada ayah yang menyeret putranya untuk dihadapkan kepada Amirul Mukminin. Di depan Umar, orang tua itu mengadukan kelakuan putranya yang tak mau dihormati dan durhaka menerima. “Mohon nasihati dia, wahai Amirul mukminin!” kata orang tua itu. BACA JUGA Sikap Orangtua Seperti Ini, Sebabkan Anak Durhaka Umar lalu menasihati anak lelaki itu. “Apa kamu tidak takut kepada Tuhan-mu sebab ridha-Nya tergantung ridha orang tuamu.” Tak disangka-sangka anak itu mulai bertanya “Wahai Khalifah! Apa yang ada di samping itu adalah soal anak yang berbakti kepada orang tua, termasuk juga cara orang tua yang bertanggung jawab terhadap apa?”. Umar bin Khattab menjawab “Ya, benar ada! Seharusnya ayah menyenangkan dan mencukupi nafkah istri sekaligus ibu dari putra-putrinya, memberikan nama yang baik untuk putra-putrinya, serta mengajari putra-putrinya Al-Quran dan memelajari ilmu agama lainnya.” Mendengar penjelasan Amirul Mukminin, anak laki-laki itu membalas “Jika demikian, bagaimana aku berbakti kepada ayahku? Demi Allah, ayahku takir ke ibuku yang tak perlu menggantinya di hamba sahaya. Sekali pun dia minta uang untuk ibuku, sebanyak 400 dirham untuk menebus ibuku. Dia juga tak menamaiku dengan nama yang baik Aku dinamai ayahku dengan nama “Juala” Jadian. Dia juga tak mengajariku mengaji, satu ayat pun!” BACA JUGA Sungguh Terhina Anak yang Durhaka pada Orang Tua Seketika itu Umar bin Khattab berpaling, memandang tajam ke arah orang tua anak itu, sambil berkata “Kalau begitu bukan anakmu yang durhaka, tapi kamulah orang tua durhaka!” Jadi, ayah yang durhaka tanda-tandanya adalah menyayangi lahir-batin istri yang menjadi sumber belajar pertama kali anak kandungnya. kasar dan tidak memanggil putra-putrinya dengan sebutan yang baik. mendidik putra-putrinya dengan pendidikan yang baik dan bermanfaat untuk masa depan mereka. Ibnu al-Qayyim al-Jauzi di dalam kitab “Tuhfat al-Maudud” juga pernah mengatakan “Barangsiapa menyia-nyiakan pendidikan yang berguna untuk masa depan dan putra-putrinya yang dibiarkan begitu saja, maka dia menjadi orang tua yang paling merugi. Anak menjadi rusak moralitasnya karena faktor orang tua yang menyia-nyiakan pendidikan perputaran. anak-anak itu tidak mengembangkan akal budayanya dan tidak mendatangkan manfaat di masa depan untuk kedua orangtuanya. “ Oleh sebab itu, sebagai orang tua, sebagian besar ayah, sepatutnya mencurahkan pikiran, tenaga, dan keuangan untuk masa depan serta pendidikan buah hatinya. Berapa banyak yang dicurahkan orang tua untuk putra-putrinya semua adalah bernilai sedekah dan akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. [] SUMBER KEMENAG
Dikajian bagian pertama sudah dibahas bagaimana tulisan Ustadz Firanda yang ternyata dibangun di atas hujjah-hujjah dusta dan palsu sehingga tulisan tersebut menjadi tanpa arti atau hampa makna. Maka di bagian kedua ini akan disajikan kajian lebih menukik dan lebih mendalam tentang gugur dan rontoknya argument yang dipertunjukkan Firanda.
Kisah Tradisi biadab Anak durhaka yang tega habisi nyawa orang tuanya sendiri. Salah satu tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat adalah merajalelanya anak-anak yang berani durhaka kepada orang tuanya. Banyak Orang tua tidak lagi menjadi sosok yang dihormati, melainkan banyak yang dijadikan budak/ pembantu oleh anaknya sendiri. Disaat orang tua telah berhasil mendidik anaknya hingga sukses, Namun kemudian sang anak lupa kepada jasa orang tua dan tega menelantarkanya. Sebagaimana kisah-kisah berikut. Beberapa desa Diindia selatan ada sebuah tradisi anak durhaka yang sangat menyedihkan, tradisi itu bernama Thalaikoothal. Tradisi ini bertujuan untuk membunuh orang-orang yang sudah tua dan lanjut usia. Biadabnya pembunuhan itu dilakukan oleh anak/ keluarga sendiri. Alasan mereka melakukan tradisi ini adalah sebab orang tua sudah lansia dan mereka tak mampu lagi membiayai hidupnya. Dengan membunuh orang tua yang lansia, tentu biaya hidup keluarga akan berkurang, dan tak kerepotan lagi. Dilihat dari makna, tradisi Thalaikoothal bermakna mandi. Proses pelaksanakan tradisi ini dilakukan dengan cara orang lansia dikasih minyak mandi diwaktu pagi, lalu disuruh minum air kelapa. Efek samping dari cara ini bisa merubah suhu tubuh, menimbulkan gagal ginjal, demam ekstrim . korban nantinya akan meninggal dalam durasi waktu 1-2 harian. Meski tradisi ini sudah dilarang pemerintah, namun masih ada yang menjalankannya secara sembunyi sembunyi didesa Madurai, virudhunagar dan teni. Selain cara diatas, ada cara lain untuk membunuh orang tuanya sendiri, yaitu dengan cara memberikan susu disertai mencubit hidung orang tua. Effek cara ini akan menyebabkan gangguan pernapasan orang tua. Begitu buruknya tradisi mereka yang tega menghabisi orang tuanya sendiri. Banyak alasan yang membuat mereka melakukan tradisi itu, diantaranya kebanyakan sebab masalah ekonomi, ketidak mampuan mengurus biaya hidup orang tua yang lansia, dan ada yang rebutan warisan Tidak hanya di india, dahulu di Serbia juga ada tradisi anak durhaka yang tak kalah kejamnya. Mereka tega menghabisi orang tuanya sendiri karena menganggap orang tua yang sudah lanjut usia hanyalah beban keluarga dan mengganggu perekonomian keluarga. Tradisi ini bernama Lapot, mereka membunuh orang tua dengan memakai kampak atau tongkat, para pendduk desa juga bakal menerima undangan untuk menyksikan tradisi biadab itu. Sungguh perbuatan yang sangat tak pantas dilakukan oleh seorang anak. Adalagi di jepang dahulu ada tradisi yang bernama ubasuteyama yang artinya gunung pembuangan. Tradisi ini dilakukan dengan cara membuang anggota keluarga/ kerabat yang sudah tua dan sakit-sakitan. Pembuangan dilakukan disuatu tempat terpencil seperti hutan gunung. Tradisi ini bertujuan untuk membunuh atau membuat orang tua meninggal dunia. Sebab orang tua lansia dianggap tidak produktif lagi, menyusahkan dan menambah beban biaya hidup dalam keluarga. Cara praktik tradisi ini adalah Orang tua yang sudah lanjut usia dibawa anaknya menuju kesebuah gunung. Setelah itu orang tua dibuang dan ditinggalkan begitu saja oleh anaknya dihutan gunung itu. Nantinya orang tua akan mati dengan sendirinya bisa dengan beberapa sebab. Ada yang mati sebab kelaparan, kedinginan, demam, dan menjadi mangsa hewan buas. Cerita ini menjadi cerita legenda rakyat jepang yang populer, namun ntah kisah ini benar terjadi dimasa lalu atau tidak. Namun kisah diatas tidak jarang kita jumpai dizaman modern seperti sekarang ini. Dijepang sendiri banyak terjadi kasus pembuangan orang tua, sebagai contoh ditahun 2018 ada seorang perempuan yang ditangkap pihak kepolisian karena tega membuang ayahnya yang tengah sakit. Sang ayah dibuang di stasiun tol sebab tak kuasa lagi merawat sang ayah. Kesulitan ekonomi dan kemiskinan menjadi factor umum kasus pembuangan orang tua dijepang. Tidak usah jauh-jauh kejepang. Di Indonesia sendiri kasus pembuangan orang tua juga marak terjadi. Lagi lagi factor karena masalah ekonomi. Seperti contoh berita kisah seorang anak yang tega mengusir ibu kandungnya dan saudarnaya sendiri dari rumah karena gara-gara harta warisan. Tidak hanya tega mengusir, sang anak juga tega menggugat ibu kandunganya yang sudah sepuh berumur 80 tahun. Dimana hati Nurani seorang anak kepada ibu kandungnya sendiri. Adalagi kisah pilu dizaman sekarang, dimana banyak anak yang tidak sanggup merawat orang tuanya sendiri yang sudah tua, ntah banyak alasanya, ada yang sebab sibuk dengan pekerjaanya, ada yang kesulitan ekonomi dan lain sebagainya. mereka terkadang menelantarkan orang tuanya sendirian dirumah. Namun ada pula yang memilih jalan pintas dengan membawa orang tuanya ke penitipan lansia/ panti jompo. Fakta-fakta akhir zaman memang terasa aneh, Dahulu orang tua benar-benar ikhlas dan rela merawat anaknya hingga besar, tidak sedikit perjuangan sejak melahirkan, memandikan, menyusui, menyuapi makanan, dan menghibur sang anak. Disaat kita kecil orang tua akan sangat sedih dan panik bila melihat anaknya sakit walau hanya sedikit saja. Mereka akan berusaha membuat kita selalu sehat dengan secara teratur memberi perawatan setiap harinya kepada tubuh muyil kita dulu. Disaat sudah beranjak besar, orang tua tentu akan memberikan Pendidikan yang terbaik agar anak-anaknya kelak bisa memiliki ilmu dan keterampilan untuk bekal dimasa dewasa dan tua. Tentu tidaklah sedikit biaya hidup yang dikeluarkan orang tua untuk menghidupi anak-anaknya. Banyaknyya biaya juga dihitung dengan jumlah banyaknya anak dalam satu keluarga. Betapa beratnya perjuangan seorang ayah dalam menafkafi anak dan istrinya. Tentu hal yang diharapkan orang tua adalah hidupnya sang anak. Tetapi berbanding balik dengan sang anak, yang ada hanyalah menunggu kematian orang tua. Dahulu orang tua bisa menghidupi dan membiayai lima, tujuh, bahkan sampai dua belas anak. Namun banyak anak yang tak sanggup merawat dan menghidupi orang tuanya dimasa tua. banyak anak yang hanya mengharapkan harta warisan saja dari orang tua. Padahal begitu besarnya pahala apabila kita dapat berbakti kepada orang tua. Rasulullah SAW bersabda “Orang tua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya” HR. Tirmidzi. Rasulullah SAW sendiri menjelaskan begitu besarnya birrul walidain/ berbakti kepada kedua orang tua. Orang tua digambarkan sebagai pintu surga. Tentu orang yang bisa merawat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah orang-orang yang kelak menjadi penghuni surga. Namun ada dosa yang sangat besar apabila seorang anak berani durhaka dan menyia-nyiakan orang tuanya. Rasulullah SAW pernah bersabda “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa-dosa yang paling besar?" Para sahabat menjawab; “Tentu, wahai Rasulullah!” Beliau bersabda "Mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.”. Nah itulah beberapa kisah begitu berdosanya orang-orang yang durhaka kepada orang tua, dan tentu anak yang berbakti kepada kedua orang tua tentu memperoleh pahala besar dan surga. Semoga kisah ini bermanfaat, wallahu A’lamu Juga Kisah Orang Tua Durhaka Yang Membuat Sahabat Umar Marah
\n kisah umat terdahulu yang dusta dan durhaka

Rasulullahsendiri lebih suka memberikan nama atau kata yang mengandung makna dan harapan-harapan yang baik. Dan beliau tidak pernah membuat nama yang berorientasi kepada keburukan. Banyak kisah-kisah yang menceritakan tentang pemberian nama kepada para sahabat yang dilakukan oleh Rasulullah pada zamannya, dalam kitab Tarbiyatul Aulat jus 1 hal

Muslimahdaily - Kisah perjalanan Nabi Musa dan Khidir sangat terkenal dan sering kali dilisankan para da’i. Kisah penuh hikmah itu tercantum dalam Al Qur’an Al Karim agar menjadi pelajaran bagi umat hingga akhir zaman. Di antara hikmah kisah tersebut, terdapat satu pelajaran berharga yang tak boleh luput diasingkan. Yakni kisah anak durhaka dan bagaimana Khidir mendapat ilham tentangnya. Singkat cerita dipetik dari perjalanan Nabi Musa dan Khidir. Di tengah perjalanan mereka, ketika keduanya telah berlabuh dari sebuah kapal, nampak berkerumun para pemuda yang sedang bermain. Khidir lalu menarik salah satu dari mereka. Nabi Musa yang melihatnya tentulah dibuat bingung. Belum lagi aksi yang dilakukan Khidir, yakni membunuh pemuda tersebut. Nabi Musa pun segera berkata, “Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar.” Khidhir menjawab, “Bukankah sudah aku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?” Sebelum perjalanan bermula, Khidir memang telah memperingatkan Nabi Musa ketika sang kalimatullah ingin mengembara bersama Khidir demi menuntut ilmu. Khidir berkata kepada Nabi Musa, “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku. Bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” Namun di awal perjalanan pula, Musa berkata, “Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun.” Namun ternyata Nabi Musa tak sabar untuk diam ketika melihat sesuatu yang menurutnya sebuah kemungkaran. Padahal tidaklah perbuatan yang dilakukan Khidir melainkan ilham dari Allah. Pun saat membunuh seorang anak. Khidir bukan melakukannya atas dasar kejahatan. Khidir menjelaskan maksud perbuatannya tersebut di akhir perjalanannya dengan Nabi Musa. Beliau menjelaskan, “Anak muda itu, kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya kepada ibu bapaknya.” Alasan inilah yang tak diketahui Nabi Musa hingga menganggapnya sebagai kemungkaran. Padahal yang dilakukan Khidir adalah atas perintah Allah Ta’ala. Dari kisah tersebut pun dapat dipetik pelajaran, tentang bagaimana Allah menjaga orang tua yang saleh dan menghalangi kejahatan seorang anak durhaka, serta bagaimana kejahatan durhaka kepada orang tua dianggap lebih berat dari kejahatan membunuh. Anak Durhaka yang Menyesatkan Orang Tua Membunuh merupakan dosa besar di dalam Islam. Yang dilakukan Khidir jelas sebuah kejahatan. Namun ternyata perbuatannya sesuai dengan kaidah dalam syariat Islam tentang bolehnya mencegah mafsadah kerusakan, kemungkaran atau kejahatan yang besar dengan melakukan mafsadah yang lebih ringan. Aksi Khidir membunuh seorang pemuda dianggap memiliki mafsadah yang lebih ringan ketimbang perilaku pemuda tersebut terhadap orang tuanya. Mengapa bisa demikian? Pasalnya, si pemuda tersebut berbuat buruk kepada orang tuanya dan dapat menyesatkan keduanya. Jika dibiarkan tumbuh besar, maka ia akan membahayakan agama ayah ibunya. Si pemuda kafir dapat menjadi musibah besar bagi orang tuanya dan mengajak keduanya kepada kekafiran. Karena itulah, ketika Khidir mendapat ilham dari Allah tentang keadaan pemuda tersebut, ia mengambil keputusan untuk membunuh si pemuda. Sebagai gantinya, Khidir berdoa kepada Allah agar mengganti pemuda tersebut dengan anak yang saleh lagi berbakti kepada kedua orang tuanya. Sungguh Allah maha kuasa untuk mengabulkannya. Kisah tentang Khidir, Nabi Musa, dan pemuda durhaka terdapat dalam Surah Al Kahfi. Sungguh pelajaran yang sangat berharga bagi muslimin. Kita berlindung kepada Allah dari sikap durhaka kepada orang tua, berlindung dari perilaku maksiat yang menyebabkan kekafiran keduanya, dan memohon kepada Ar Rahim agar selalu diberi petunjuk kepada Sirath Al Mustaqim.
Seorangrasul tidak mungkin berkata dusta dalam kehidupan sehari-harinya baik di lingkungan keluarga, masyarakat, apalagi di depan umatnya. Umat Nabi Yunus a.s. banyak yang durhaka kepada Allah sehingga Nabi Yunus pergi meninggalkannya. Umat-umat terdahulu mengalami kehancuran dan mendapat azab dari Allah karena mereka ingkar, sombong
loading...Sisa-sisa rumah kaum Tsamud yang durhaka dan menyelisihi ajaran Nabi Saleh alahissalam berjarak sekitar 470 kilometer dari Kota Madinah. Foto/Ist Setiap umat ada ajalnya. Ada masa berakhirnya kejayaan dan kehidupan mereka. Rasulullah ﷺ telah menyampaikan kepada kita tentang sebab-sebabnya kehancuran umat terdahulu. Bukan mustahil hal serupa menimpa umat sekarang apabila tidak belajar dari masa lalu. Semoga Allah Ta'ala melindungi kita dari azab-Nya .Demikian kata Ustaz Farid Nu'man Hasan , Dai lulusan sastra Arab Universitas Indonesia. Karena itu, perhatikanlah fenomena kehidupan manusia saat ini, apakah sudah terkumpul padanya sebab-sebab itu atau tidak. Semoga kita bisa mengambil iktibar dari peristiwa yang terjadi di masa lampau. Baca Juga Kisah Nabi Shaleh dan Hancurnya Kaum Tsamud Ustaz Farid Nu'man mengungkapkan ada 3 sebab-sebab kehancuran umat terdahulu yang harus menjadi pelajaran bagi kita, yaitu1 Hukum Tumpul ke Atas dan Tajam ke Bawah Rasulullah ﷺ menyebutkan ini sebagai penyebab binasanya umat terdahulu. Jika yang berbuat salah adalah para pejabat, orang kuat, tokoh, maka mereka selamat dan hukum tidak ditegakkan. Tapi, jika yang berbuat salah adalah rakyat biasa atu orang lemah, mereka dihukum, dipenjara, dan dilukai fisik dan rasa keadilannya. Perhatikan hadis berikut عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ قُرَيْشًا أَهَمَّهُمْ شَأْنُ الْمَرْأَةِ الْمَخْزُومِيَّةِ الَّتِي سَرَقَتْ فَقَالُوا وَمَنْ يُكَلِّمُ فِيهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا وَمَنْ يَجْتَرِئُ عَلَيْهِ إِلَّا أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ حِبُّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَلَّمَهُ أُسَامَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَشْفَعُ فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللَّهِ ثُمَّ قَامَ فَاخْتَطَبَ ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَاDari 'Aisyah radhiallahu 'anha bahwa orang-orang Quraisy sedang menghadapi persoalan yang menggelisahkan, yaitu tentang seorang wanita tokoh Bani Makhzumiyah yang mencuri lalu mereka berkata, "Siapa yang mau merundingkan masalah ini kepada Rasulullah ﷺ ?" Sebagian mereka berkata, "Tidak ada yang berani menghadap beliau kecuali Usamah bin Zaid, orang kesayangan Rasulullah ﷺ . Usamah pun menyampaikan masalah tersebut lalu Rasulullah ﷺ bersabda "Apakah kamu meminta keringanan atas pelanggaran terhadap aturan Allah?" Kemudian beliau berdiri menyampaikan khuthbah lalu bersabda "Orang-orang sebelum kalian menjadi binasa karena apabila ada orang dari kalangan terhormat pejabat, penguasa, elit masyarakat mereka mencuri, mereka membiarkannya dan apabila ada orang dari kalangan rendah masyarakat rendahan, rakyat biasa mereka mencuri mereka menegakkan sanksi hukuman atasnya. Demi Allah, sendainya Fathimah binti Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya". HR. Al-Bukhari No. 3475 Kita melihat sikap tegas Rasulullah ﷺ kepada Usamah bin Zaid radhiallahu 'anhu, yang dianggap oleh suku Bani Makhzum sebagai "orang dalam" di lingkungan Rasulullah ﷺ yang bisa meluluhkan Rasulullah ﷺ untuk meringankan atau membatalkan hukuman atas wanita yang mencuri itu. Tapi, jawaban Rasulullah ﷺ adalah tegas, bahwa sebab kehancuran umat terdahulu karena ketidakadilan dalam penerapan hukum. Baca Juga Kisah Nabi Hud dan Penyebab Dibinasakannya Kaum 'Aad2 Banyak BertanyaMaksud 'banyak bertanya' yaitu pertanyaan yang tidak bermanfaat, memberatkan, dan mengundang fitnah. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah dalam hadis berikutﷺ. كَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ يُحَدِّثُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ Abu Hurairah bercerita bahwa dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda "Apa yang telah aku larang untukmu maka jauhilah. Dan apa yang kuperintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan sekuat tenaga kalian. Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena mereka banyak bertanya dan sering berselisih dengan para Nabi mereka." HR Muslim No. 1337 Baca Juga Contohnya adalah pertanyaan Bani Israil kepada Nabi Musa 'Alaihissalam , yang bertele-tele dan tidak penting tentang sapi yang Allah Ta’ala perintahkan untuk disembelih. Tujuannya agar tidak jadi mereka sembelih, tapi Nabi Musa menjawabnya dengan sabar. Akhirnya mereka pun menyembelihnya. Hal diabadikan dalam Al-Qur'an قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا لَوْنُهَا ۚ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَاءُ فَاقِعٌ لَوْنُهَا تَسُرُّ النَّاظِرِينَ قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا هِيَ إِنَّ الْبَقَرَ تَشَابَهَ عَلَيْنَا وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمُهْتَدُونَ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَا ذَلُولٌ تُثِيرُ الْأَرْضَ وَلَا تَسْقِي الْحَرْثَ مُسَلَّمَةٌ لَا شِيَةَ فِيهَا ۚ قَالُوا الْآنَ جِئْتَ بِالْحَقِّ ۚ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُوا يَفْعَلُونَMereka berkata, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya." Dia Musa menjawab, "Dia Allah berfirman, bahwa sapi itu adalah sapi betina yang kuning tua warnanya, yang menyenangkan orang-orang yang memandangnya." Mereka berkata, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang sapi betina itu. Karena sesungguhnya sapi itu belum jelas bagi kami, dan jika Allah menghendaki, niscaya kami mendapat petunjuk." Dia Musa menjawab "Dia Allah berfirman, sapi itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak [pula] untuk mengairi tanaman, sehat, dan tanpa belang." Mereka berkata, "Sekarang barulah engkau menerangkan hal yang sebenarnya." Lalu mereka menyembelihnya, dan nyaris mereka tidak melaksanakan perintah itu. QS. Al-Baqarah 69-71 Hari ini, tidak sedikit orang yang mengaku muslim mempertanyakan Islam bukan untuk mencari ilmu atau memperbagus kualitas diri, tapi bertanya untuk memperberat diri dan memunculkan kegaduhan, yang dengannya menganulir ketetapan-ketetapan agama. Mengapa warisan lebih banyak kaum laki-laki? Kenapa Islam membolehkan poligami? Mengapa ada jihad dalam Islam ? Mengapa memperebutkan Al-Aqsha? Dan seterusnya. Namun, tidak semua pertanyaan itu tercela. Al-Qur’an sendiri menceritakan banyak pertanyaan dari manusia tentang hal-hal baik dan bermanfaat seperti – Yas’alunaka anil anfaal mereka bertanya kepadamu tentang harta rampasan perang – Yas’alunaka anir ruuh mereka bertanya kepadamu tentang ruh – Yas’alunaka anil mahidh mereka bertanya kepadamu tentang haid – Yas’alunaka anil ahillah mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit – Yas’alunaka anis saa’ah mereka bertanya kepadamu tentang kiamat Oleh karena itu, Syeikh Ismail Al Anshari rahimahullah mengatakan "Para ulama telah membagi pertanyaan menjadi dua jenis. Pertama, pertanyaan untuk mengetahui hal yang dibutuhkan berupa urusan agama. Ini justru diperintahkan karena Allah Ta’ala berfirman Bertanyalah kepada ahludz dzikr jika kalian tidak mengetahui, dan pada jenis inilah turunnya pertanyaan para sahabat tentang Al-Anfal [rampasan perang], Kalaalah, dan selain keduanya. Kedua, pertanyaan dengan kepentingan untuk menyakiti dan memberatkan, dan inilah yang dilarang." At Tuhfah Ar Rabbaniyah, Syarah Hadits Arbain No. 9. Allah ﷻ menegaskan larangan bertanya yang menyulitkan diri sendiri يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan kepada Nabimu hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu." QS. Al Maidah 101
Bulan Saat (hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, " (Ini adalah) sihir yang terus menerus.". Dan mereka mendustakan (Muhammad) dan mengikuti keinginannya, padahal setiap urusan telah ada ketetapannya.
Salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal taat dalam beribadah dan rajin melakukan sedekah adalah sahabat Alqamah. Namun kehidupan Alqamah berubah setelah ia menikah. Karena sibuk dengan urusan rumah tangganya, sekarang ia kurang memperhatikan ibunda yang masih hidup itu. Dengan sedikit terpaksa, akhirnya sang ibu tinggal sendiri di sebuah pondok. Meski sudah berlalu beberapa lama di pondok, namun tetap saja, Alqamah tidak menjenguk dan belum saja memberi santunan kepada sang ibu. Hal tersebut tentu saja membuat ibunya kecewa, ia merasa berkecil hati terhadap sikap anaknya yang kurang memperhatikan dirinya. Suatu hari, Alqamah diketahui sedang sakit parah. Semua keluarganya menjenguknya, sampai satu rumah Alqamah dipenuhi oleh sanak keluarganya itu. Akan tetapi, di rumah Alqamah tidak ada keberadaan sang ibu. Rupanya sang ibu belum datang menemuinya. baca juga Doa saat Sedang Sedih, Agar Allah Hadirkan Kebahagiaan Ramai Isu KDRT, Wasekjend MUI Bidang Perempuan Islam Melarang Semua Bentuk Kezaliman Ini Alasan Dibalik Penamaan Bulan Rajab Sedangkan, Alqamah sudah dalam keadaan sakaratul maut. Melihat kondisinya yang sudah mendekati kematian, para keluarganya mentalqin kalimat tauhid; Laa Ilaaha Illallaah. Namun yang terjadi Alqamah tidak bisa mengikutinya, hal itu kemudian diulang secara berkali-kali, tetapi tetap saja, Alqamah belum juga dapat menirukannya. Justru sekarang mulut Alqamah tertutup, ia membungkam seribu bahasa. Yang terlihat hanya wajahnya yang gelisah dengan kedua matanya yang sudah sangat membengkak. Wajahnya itu seakan memberi pesan meminta tolong. Melihat kondisi Alqamah yang semakin parah, membuat para keluarga dan sahabatnya yang hadir merasa heran. Sebab mereka mengetahui bahwa seorang Alqamah merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW seorang yang taat dan wara'. Menurut mereka, Alqamah adalah teladan yang baik untuk ditiru semasa hidupnya. Di waktu yang sama, sebagian sahabat yang hadir segera menghadap dan melaporkan kejadian ini kepada Baginda Rasulullah SAW. Baginda Nabi kemudian mengutus beberapa sahabat untuk menjenguk Alqamah dan melihat kondisinya Alqamah secara dekat, para sahabat nabi itu ingin mencoba mentalqin kalimat tauhid kembali kepada Alqamah. Setibanya di rumah Alqamah, seketika itu juga para sahabat Nabi ingin mencoba mentalqin kalimat tauhid itu, namun tetap saja seperti sebelumnya, Alqamah tidak mengikutinya sama sekali. Bahkan sekarang Alqamah terlihat semakin gelisah dan sangat menakutkan. Sehingga para sahabat memutuskan untuk menjemput Rasulullah SAW. Baginda Rasulullah kemudian hadir di depan Alqamah, sahabat Rasulullah SAW yang setia itu. Dengan hati yang cemas dan penuh kasih sayang, Baginda Rasulullah SAW mentalqin kalimah tauhid, tetapi sayang seribu sayang Alqamah justru menggelengkan kepalanya. Baginda Rasulullah SAW terdiam, lalu bertanya kepada hadirin, “Apakah Alqamah ini masih mempunyai Ibu kandung?” Salah seorang hadirin menjawab "Benar, masih ada ya Rasulullah," Baginda Rasulullah SAW bertanya kembali kepada hadirin, “Di mana ibu itu?” Istrinya menjawab, “Di sana, di dusun itu. Dia mondok sendirian, ya Rasulullah," Maka Rasulullah SAW meminta kepada para sahabat untuk segera mendatangkan Ibunda Alqamah. Setelah tiba, Nabi Muhammad SAW bertanya kepada ibunda mengenai hal ihwal Alqamah. Sang ibu kemudian menceritakan semuanya kepada Baginda Rasulullah SAW. Setelah mendengar penjelasan sang ibu, Baginda Rasulullah SAW lalu memerintah para sahabat dan hadirin untuk mengumpulkan kayu api unggun beserta dengan minyaknya. Sebagian dari sahabat bertanya kepada Baginda Rasulullah SAW, "Kayu ini untuk apa ya Rasulullah,". Rasulullah SAW menjawab dengan nada tegas, “Untuk membakar Alqamah, sebab lebih baik kita bakar sekarang saja dari pada kelak dibakar di dalam api neraka jahannam," Mendengar putusan Rasulullah SAW sang ibu kandung Alqamah merasa tidak tega, bila anak kandungnya itu sampai dibakar di depan matanya sendiri. Sang ibu kemudian berkata kepada Baginda Rasulullah, "Wahai junjungan alam, janganlah dibakar anakku ini, biarlah kumaafkan segala kesalahannya itu dan aku relakan segala pengorbananku untuknya”. Sang ibu melanjutkan perkataannya dengan bersaksi "Aku mengakui bahwa tiada Tuhan selain dari pada Allah, dan aku mengakui bahwa Muhammad benar benar Rasul-Nya”. "Di depan hadirin, aku bersaksi bahwa benar benar anakku Alqamah ini, segala kesalahannya telah kumaafkan dan telah kurelakan," kata sang ibu. Saat itu juga, Rasulullah SAW menyuruh sahabat untuk melihat kondisi Alqamah, ternyata Alqamah sedang menarik nafasnya yang terakhir sambil mengucapkan kalimat tauhid. Dengan muka yang jernih dan mata yang sayu memandang dengan bibir yang tersenyum tersungging di bibir itu kalimat Thaiyibah "La Ilaha Illallaah". Alqamah akhirnya kembali dengan tenang dengan wajah berseri seri.[]

Yusuf'Alaihissalam Bermimpi Pada suatu malam ketika Yusuf masih kecil, ia bermimpi dengan mimpi yang menakjubkan. Ia bermimpi melihat sebel

Kisahnya Alqomah adalah seorang ahli ibadah. Tatkala dia dalam sakaratul maut, lidahnya tidak dapat mengucapkan kalimat Laa Ilaaha illalloh. Rasul shallallahu alaihi wasallam pun mendatanginya seraya bertanya kepada para sahabatnya, “Apakah ibunya masih hidup?” Jawab mereka, “Masih.” Sang ibu pun dihadirkan, lantas menjelaskan bahwa dirinya telah mengutuk si anak Al-Qomah disebabkan dia lebih mengutamakan istrinya daripada dirinya. Nabi shallallahu alaihi wasallam meminta kepada sang ibu untuk mencabut kutukannya. Namun dia tidak bersedia, lantaran sudah kadung terlanjur–red sakit hati. Akhirnya Nabi shallallahu alaihi wasallam pun menyuruh para sahabatnya agar mengumpulkan kayu bakar untuk membakar Al-Qamah, supaya lekas mati. Bagaimanapun juga, sebagai seorang ibu, dia tak tega putranya mengalami nasib seperti itu, lalu mencabut kutukannya. Sedetik kemudian Al-Qamah mampu mengucapkan Laa Ilaaha Illallah. Lalu wafatlah dia.” Kisah ini sangat masyhur dan laris, dipasarkan oleh para khatib di mimbar-mimbar, dan masyhur disampaikan di sekolah-sekolah terutama dalam buku-buku kurikulum atau dalam acara yang biasa disebut sebagai “Hari Ibu” yaitu pada tanggal 22 Desember Masehi. Takhrij Kisah Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dalam Al-Maudhu’at 3/37. Al-Uqaili dalam Adh-Dhu’afa Al-Kabir 3/461, Al-Khara’iti dalam Masawi’ Al-Ahlaq 120, al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman 6/197 dari jalan Faid Abu Warqa’ dari Abdullah bin Abi Aufa. Derajat Kisah MAUDHU’. Letak kecacatan kisah ini karena pada sanadnya terdapat rowi yang bernama Faid Abul Warqo’. Oleh karenanya, Al-Haitsami berkata “Hadits riwayat Ath-Thabaroni dan Ahmad secara ringkas sekali, tetapi dalam sanadnya terdapat seorang rawi yang bernama Faid Abu Warqa’, dia seorang yang matruk ditinggalkan.” Imam Ahmad berkata, “Matruk.” Ibnu Ma’in berkata, “Lemah dan tidak dipercaya.” Abu Hatim berkata “Hadits-haditsnya dari Abdullah bin Abi Aufa adalah batil termasuk hadits ini–pent. Seandainya ada orang yang bersumpah bahwa seluruh haditsnya Faid bin Abu Warqa’ palsu, tidaklah dia disebut seorang pengecut.” Imam Bukhari berkata, “Munkarul Hadits.” Al-Hakim berkata, “Dia meriwayatkan dari Abdullah bin Abi Aufa hadits-hadits maudhu’ palsu.” Komentar Ulama 1. Ibnul Jauzi juga berkata “Hadits ini tidak shahih dari Rasulullah.” 2. Imam Adz-Dzahabi menyebutkan kisah ini secara ringkas dan berkata “Termasuk musibah Dawud bin Ibrahim adalah perkataannya “Menceritakan kami Ja’far bin Sulaiman, menceritakan kami Faid dari Ibnu Abi Aufa.” Kemudian beliau Adz-Dzahabi menyebutkan kisah ini lalu berkata, “Faid adalah seorang yang hancur.” 3. Al-Hafizh Ibnu Hajar juga mengatakan hal serupa dalam Lisanul Mizan 3/8. 4. Al-Hafizh Al-Haitsami berkata dalam kitabnya Majma’uz Zawaid 8/271, “Hadits riwayat Ath-Thabaroni dan Ahmad secara ringkas sekali, tetapi dalam sanadnya terdapat seorang rawi yang bernama Faid Abu Warqa’, dia seorang yang matruk.” Kisah ini juga dilemahkan oleh para ulama lainnya seperti al-Uqaili, al-Baihaqi, al-Mundziri, adz-Dzahabi, Ibnu Arraq, asy-Syaukani dan sebagainya. Kesimpulannya, hadits ini adalah maudhu’, tidak shahih. Siapakah Alqomah Sebenarnya?! Nama Alqomah dalam kisah ini tidak jelas dan tersembunyi. Nampaknya, nama Alqomah hanyalah dibuat-buat oleh para pemalsu hadits. Sebab, sahabat Nabi yang bernama Al-Qamah sangat jauh dari kisah batil ini. Hal tersebut sangat jelas bagi mereka yang membaca sejarah sahabat yang bernama Al-Qamah seperti dalam kitab Al-Ishobah 4/262 no. 5654-5474 oleh Ibnu Hajar dan Usdul Ghabah 4/81 oleh Ibnu Atsir. Oleh karena itu, dalam kisah ini kita tidak mendapati secara jelas namanya, baik ayah, kakek, nama qabilah, kunyahnya dan lain sebagainya. Wallahu a’lam. Sumber Shalawatdan Salam dimohonkan untuk penghulu kita, Imam sekalian Rasul, Nabi yang paling akhir yang diutus Tuhan untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira untuk hamba-hamba Nya yang saleh dan membawa kabar duka untuk u m at yang durhaka. Rasul yang memanggil umat ke jalan Allah dan menjadi pelita bagi seluruh manusia di kegelapan zaman, yaitu The Qur'an is a holy book that is always interesting to be examined from all sides from the beauty of the language used to the contained meaning; from the form of writing to the variety of readings; including some matters related to the subject matter of the Qur'an. All these aspects if examined in depth, will lead us to the conclusion that the Qur'an is a miracle, as well as prove that the risks of Muhammad Saw is true. One of the main content of the Qur'an is the stories. Judging from the time of occurrence, the stories can be divided into three categories. First, the stories of previous prophets that were so difficult for historians to uncover, as the 'A> d and Thamu> d and the city of Iram they were proud of; the story of Pharaoh and his destruction and the power of Alla> h to immortalize his body; story of As}h}a>b al-Kahf and so forth. Second, the notice of the Messenger of Allah concerning the state of his people, including the conspiracy of the unbelievers and the munafiq who were about to kill him. Third, the news about something that will happen like preaching about the victory of the Muslims in the war badar, victory of the army of Rum on Persi also the news about the coming of Judgment Day and human condition at that time. The truth of the stories is certain. It became one amongst the evidence of miracles. In addition, the presenting of these stories is packed with beautiful language with high literary value, thus further strengthening the miracles of the Qur'an and proving that it really comes from Allah Swt, not Muhammad's engineering. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 25QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017KISAH-KISAH QAṢAṢ DALAM AL-QUR’AN PERSPEKTIF I’JĀZAqidatur RofiqohSTAI Al-Khozini Buduran Sidoarjoemail aqidatur Qur’an is a holy book that is always interesting to be examined from all sides from the beauty of the language used to the contained meaning; from the form of writing to the variety of readings; including some matters related to the subject matter of the Qur’an. All these aspects if examined in depth, will lead us to the conclusion that the Qur’an is a miracle, as well as prove that the risks of Muhammad Saw is true. One of the main content of the Qur’an is the stories. Judging from the time of occurrence, the stories can be divided into three categories. First, the stories of previous prophets that were so difficult for historians             Second, the notice of the Messenger of Allah concerning the state of his people, including the conspiracy of the unbelievers and the munafiq who were about to kill him. Third, the news about something that will happen like preaching about the victory of the Muslims in the war badar, victory of the army of Rum on Persi also the news about the coming of Judgment Day and human condition at that time. The truth of the stories is certain. It became one amongst the evidence of miracles. In addition, the presenting of these stories is packed with beautiful language with high literary value, thus further strengthening the miracles of the Qur’an and proving that it really comes from Allah Swt, not Muhammad’s merupakan obyek yang selalu menarik untuk dikaji dari semua sisinya. Al-Qur’an memiliki pelbagai aspek yang dapat dikaji baik secara universal maupun parsial termasuk yang berkaitan dengan kisah-kisah yang dimuat dalam Al-Qur’an. Kisah-kisah tersebut merupakan satu dari sekian banyak aspek yang membuktikan kemukjizatan Al-Qur’an dan membuktikan kebenaran nubuwwah Rasulullah . Kisah-kisah tersebut memuat beragam permasalahan yang bisa dikaji secara substansial dan diuji kebenarannya berdasarkan fakta-fakta sejarah yang ditemukan. Misalnya kisah kaum      kisah kebinasaan Fir’aun dan penyelamatan Allah terhadap jasadnya sebagai ibrah bagi umat berikutnya. Fakta-fakta –dan atau bukti fisik- yang ditemukan membuktikan kebenaran kisah-yang dimuat dalam Al-Qur’an tersebut. Beberapa diatanra kisah tersebut merupakan sejarah purba yang sangat sulit diungkap kembali secara akurat dalam buku-buku sejarah di dunia ini. Dalam hal ini Al-Qur’an tampil dengan kisah-kisah yang menjadi indikator pendukung bagi para arkeolog untuk melakukan kajian sekaligus pembuktian terhadap kisah-kisah tersebut. Selain mengungkap peristiwa di masa purba, kisah-kisah dalam Al-Qur’an ada yang merupakan pemberitahuan terhadap Rasulullah tentang keadaan kaumnya, juga merupakan pemberitaan tentang sesuatu yang akan terjadi. Hal itu semakin memperkuat kemukjizatan Al-Qur’an yang membuktikan bahwa ia benar-bukan rekayasa dalam Al-Qur’an adalah sebenar-benarnya kisah, karena kisah-kisah tersebut pasti selalu sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Kisah-kisah tersebut juga merupakan kisah-kisah terbaik, karena kisah-STAI Taruna Surabaya 26QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017kisah tersebut mengandung nilai sastra dan makna yang tinggi. Selain itu, kisah-kisah dalam Al-Qur’an juga merupakan kisah-kisah yang paling besar yang terdapat dalam al-Qur’an sangat istimewa dan berkualitas tinggi serta sarat dengan pesan moral. Pada beberapa bagian al- Qur’an menceritakan tentang sekelompok orang beriman, yang menjalani hidup dengan tenang dan bahagia serta anugerah yang diberikan Allah kepada mereka di dunia. Di lain sisi, ada pula kisah tentang seorang atau sekelompok orang durhaka dan kufur akan nikmat yang Allah berikan kepadanya serta bagaimana Allah menurunkan hukuman atas diungkapkannya berbagai kisah tentang kehidupan orang- orang terdahulu dalam al-Qur’an serta konsekuensi dari perbuatan dan perilaku mereka, maka kita dapat mengambil pelajaran dari peristiwa- peristiwa tersebut; sehingga dapat menghindarkan diri dari perbuatan- perbuatan yang tercela dalam menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan al- Qur’an dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh umat yang lalu agar tidak terjadi lagi di masa Terkait dengan kisah yang diungkapkan tentang peristiwa yang akan terjadi maka akan menjadi peringatan untuk kita agar senantiasa produk wahyu, kisah dalam al-Qur’an tentu saja berbeda dengan cerita atau dongen pada umumnya, karena perbedaan karakteristik yang terdapat dalam masing-masing kisah. Ada beberapa kisah yang aksentuasinya terletak pada aspek tertentu dari kehidupan mereka, hubungan antar sesama manusia, antar kelompok dalam kaitannya dengan pemimpin mereka, dan antar bangsa seperti kaum Yahudi dan penduduk Mesir.31       Buku Induk Kisah-Kisah al-Qur’an, terj. Abdurahman Assegaf Jakarta Zaman, 2009, hlm. Nashiruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2005, hlm. Ahmad as-Shouwy, et. al, Mukjizat al-Qur’an dan as-Sunnah tentang Iptek Jakarta Gema Insani Press, 2001, hlm. studi Al-Qur’an, kisah-kisah4 tersebut dikenal dengan istilah 5 bentuk jamak dari  Melaui artikel ini, penulis akan menyuguhkan sebuah pembahasan yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar bagaimana tinjauan umum tentang ? apa saja macam-macam dan tujuan  dalam Al-Qur’an? dan bagaiman  ditinjau dengan perspektif 6?QAṢAṢ DALAM DEFINISISecara bahasa,  artinya mencari atau mengikuti jejak .7 juga berarti berita berita yang saling berurutan Al- 8 Sedangkan menurut istilah,  berarti berita-berita mengenai suatu permasalahan dalam masa-masa yang saling berurut-urutan.  Al-Qur’an adalah pemberitaan mengenai ihwal ummat yang telah lalu, nubuwwat kenabian yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah Kisah adalah sebuah cerita tentang kejadian dalam kehidupan seseorang. Lihat Departemen Pendidikan Nasional, KBBI Jakarta Gramedia Pustaka Utama, 20085 Kata merupakan bentuk jamak dari kata  yang berarti mencari atau mengikuti jejak tatabbu’ . Pengertian tersebut berdasarkan QS. Al-Kahfi 64, QS. Al-Qasash 11      yang saling berurutan   sebagaimana firman Allah QS. Ali Imron 62, QS. Yusuf 116 Kata  berasal dari akar kata a’jaza, bentuk masdarnya adalah i’ memiliki beberapa arti, diantaranya melemahkan, yang meniadakan kekuatan atau yang mstahil tertirukan. Lihat Abu Hasan Ahmad ibn Faris, Mu’jam Muqayyis al-Lugat, jilid IV MesirMustafa al-Babi al-Halabi, 1971, Pengertian tersebut berdasarkan QS. Al-Kahfi 64dan       Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an Bogor Pustaka Litera AntarNusa, 2010, hlm. 4358 Pengertian tersebut berdasarkan QS. Ali Imron 62   Juga berdasarkan QS. Yusuf 11   9  27Aqidatur RofiqohQOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017Pengertian tersebut sejalan dengan     adalah pemberitaan al-Qur’an tentang hal ihwal umat yang telah lalu, nubuwat kenabian yang terdahulu dan peristiwa- peristiwa yang telah terjadi. Al-Qur’an banyak mengandung keterangan tentang kejadian masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia menceritakan semua keadaan mereka dengan cara yang menarik dan dua pendapat tersebut dapat kita pahami, bahwa  kisah merupakan pemberitaan tentang keadaan umat terdahulu. Akan tetapi, tidak secara keseluruhan kisah yang disuguhkan dalam Al-Qur’an memuat peristiwa-peristiwa yang dialami oleh umat terdahulu. Ada beberapa kisah yang mengungkapkan kejadian-kejadian di masa Rasulullah    , seperti kisah tentang konspirasi jahat kaum musyrikin untuk membunuh Rasulullah    sallam sewaktu dalam perjalanan pulang dari peperangan Bahkan kisah dalam Al-Qur’an ada yang merupakan informasi tentang peristiwa yang akan datang sebagaimana     Parsi,12 kemenangan umat Islam pada perang Badar13 dan peristiwa seputar hari tetapi, agar pemahaman kita tentang  dapat lebih komprehensif –tanpa menafikan dua pengertian tersebut-, maka dapat ditarik pengertian bahwa merupakan pemberitaan dalam Al-Qur’an tentang ihwal umat terdahulu, peristiwa yang sedang terjadi -pada masa Rasulullah maupun peristiwa di masa yang akan datang. Terkait kisah tentang peristiwa yang akan datang, M. Quraish Shihab mengungkapkan setidaknya ada dua bagian pokok yang 10      membagi dalam tiga kagegori kisah para nabi, kisah umat terdahulu dan kisah yang terjadi pada   , hlm. 43611 QS. Al-Taubah 7412 13 menjelaskan hal tersebut. Pertama, peristiwa yang telah terjadi setelah al-Qur’an menginformasikan akan kejadiannya, seperti kisah tentang kemenangan bangsa Romawi atas Persia pada masa sekitar 9 tahun sebelum kejadiannya. Kedua, peristiwa masa mendatang yang belum terjadi dalam kehidupan manusia, seperti penjelasan al-Qur’an tentang hadirnya seekor “binatang” yang dapat berbicara menjelang kiamat14QAṢAṢ AL-QUR’ĀN KARAKTERISTIK, TUJUAN DAN HIKMAHBeberapa karakteristik yang dapat ditemui secara mendasar adalah bahwa kisah-kisah yang ada dalam al-Qur’an tidak diceritakan secara runtut kronologis dan gamblang, namun terkadang ada juga yang diceritakan secara panjang lebar. Disamping itu, terkadang beberapa kisah disajikan secara berulang-ulang dan dikemukakan dalam berbagai bentuk yang Affani mengemukakan bahwa gaya berkisah al-Quran taqshish al-Quran concern pada tujuan tersirat untuk memberikan petunjuk moral, peringatan, hikmah dan terutama ajaran tauhid. Kisah yang ditampilkan oleh al-Quran bukan untuk mengungkapkan data-data faktual dalam kisah-kisah itu melainkan menyampaikan hikmah-hikmah yang dapat memperkokoh dakwah Islamiyah. Selebihnya, yang berhubungan dengan konteks utuh kisah, diperlukan telaah kesejarahan melalui buku-buku sejarah atau kitab-kitab tafsir, termasuk dalam hal pembuktian sejarah, diperlukan penelitian lebih lanjut melalui pendekatan sejarah atau ilmu yang bukan kitab sejarah. Oleh karena itu, pengungkapan sejarah di dalamnya tidak 14 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an Bandung Mizam, 1992, hlm. Muhammad Chirzin, Al Qur’an & Ulumul Qur’an Yogyakarta Dhana Bhakti Prima Yasa, 1998, hlm. Syukron Affani, Rekonstruksi Kisah Nabi Musa dalam al-Quran Studi Perbandingan dengan Perjanjian Lama. Al-Ihkam Jurnal Hukum & Pranata Sosial, 2017, hlm. 170-196. 28QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017sedetail buku-buku sejarah. Kisah-kisah di dalam al-Qur’an adalah kisah nyata dan bukan fiktif, tidak didasarkan pada khayalan semata yang jauh dari realitas. Melalui penelitian, beberapa kisah dapat ditelusuri jejak sejarahnya berdasarkan kacamata keilmuan modern. Misalnya situs-situs sejarah bangsa Iran yang       󰆄  sebagai kota-kota Palin, Sodom dan Gomorah Atau temuan-temuan seputar mummi Ramses II yang disinyalir sebagai Fir’aun yang tenggelam ketika mengejar nabi Musa. Namun demikian, ada beberapa kisah yang sangat sulit dilacak nilai historinya seperti peristiwa Isra’ Mi’raj dan kisah Ratu Saba’. Oleh karena itu,    󰆄  ada yang historis, ada juga yang tetapi, perlu dipahami bahwa ada karakter khusus kisah dalam al-Qur’an, yaitu al-Qur’an selalu menggunakan term  untuk menunjukkan bahwa kisah yang dimuat merupakan kebenaran dan tidak mengandung kemungkinan salah atau dusta. Kisah dalam al-Qur’an bukan seperti tuduhan sebagian kaum orientalis yang mengatakan bahwa dalam al-Qur’an terdapat kisah yang tidak cocok dengan fakta sejarah, atau bagi yang mengatakan bahwa kisah- kisah tersebut adalah karangan nabi Muhammad bukan turun dari Allah   . Kisah dalam al-Qur’an semuanya merupakan cerita yang benar-benar terjadi, bukan cerita fiktif. Bukan juga sebatas Hal itu dipastikan oleh al-Quran dalam surat Ali Imron ayat 62.   Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana17 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an Bandung Mizam, 1992, hlm. Anshori, Ulumul Qur’an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan Jakarta Rajawali Pers, 2013, hlm. dalam al-Qur’an, telah dikemas dengan bahasa yang indah dengan nilai sastra yang tinggi dan muatan yang dalam dan luas. Hal itu, pasti dengan tujuan yang mulia, yaitu menyeru umat nabi Muhammad    ke jalan yang benar demi keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Secara umum tujuan pengungkapan kisah dalam al-Qur’an dalam dibagi dalam dua kategori, yaitu tujuan pokok dan tujuan     oleh Nashirudin Baidan, tujuan pokok  ialah merealisikan tujuan umum yang termuat di dalam al-Qur’an kepada tujuan khusus  dapat diuraikan sebagai Menjelaskan dasar-dasar dakwah agama Allah dan menerangkan pokok-pokok akidah, syariat dan akhlak yang disampaikan oleh para Untuk menetapkan bahwa nabi Muhammad      benar-benar menerima wahyu dari Allah bukan berasal dari orang-orang ahli kitab seperti Yahudi dan Nasrani. Sejarah tidak pernah mencatat bahwa nabi pernah belajar kepada Mengokohkan hati Rasul dan hati umat Muhammad dalam beragama dengan agama Allah dan menguatkan kepercayaan para Mu’min tentang datangnya pertolongan Allah dan hancurnya Mengabadikan usaha-usaha para Nabi-Nabi dan pernyataan bahwa para Nabi-Nabi dahulu adalah benar. 5. Memperlihatkan kebenaran Nabi     sallam dalam dakwanya dengan dapat menerangkan keadaan umat yang telah Nashiruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir 20 21 Allah telah menceritakan hal ihwal para nabi terdahulu berikut kaumnya setidaknya dengan dua tujuan 1 meneguhkan dan menenangkan hati        sahabat; 2 memberikan pendidikan akhlak yang membawa seseorang ke jalan keberuntungan. Lihat  29Aqidatur RofiqohQOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 20176. Menyingkap kebohongan ahlul kitab yang telah menyembunyikan isi kitab mereka yang masih A. Khalafullah,23 memberikan pandangan yang berbeda mengenai tujuan   󰆄  berupa prinsip-prinsip akidah, moral, perilaku, maupun tuntunan ibadah tidak dapat dikatakan      󰆄Karena menurutnya, hal-hal semacam itu sudah menjadi bagian yang tidak bisa lepas dari kisah itu sendiri, baik kisah agama maupun bukan, tertulis maupun secara lisan. Ia menjelaskan       󰆄setidaknya ada tiga, yaitu1. Tujuan utama dan terutama menurut 󰆄    tekanan jiwa para nabi dan orang-orang yang beriman. Adakalanya beban jiwa dan tekanan jiwa sangat berat, penyebabnya adalah perkataan orang-orang musyrik, perilaku mereka, serta sikap mereka yang suka    alayhi wa sallama sebagaimana firman-Nya           Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, janganlah kamu bersedih hati, karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat AllahAdapun beberapa hikmah di balik kisah-kisah di dalam Al-Qur’an tersebut, di antaranya2. Menjadi pelajaran bagi umat manusia. Pertama, pelajaran tentang kekuasaan Allah untuk menakdirkan sesuai apa yang dikehendaki-Nya, serta menunjukkan azab 22 QS. Ali Imron 9323 Muhammad A. Khalafullah, Al-Qur’an Bukan Kitab Sejarah Seni, Sastra dan Moralitas dalam Kisah-Kisah al-Qur’an, terj. Zuhairi Misrawi dan Anis Maftukhin Jakarta Paramadina, 2002, hlm. 156-179dan siksaan untuk yang sombong, angkuh, dan pembangkang terhadap kebenaran yang bawa oleh utusan-Nya. Misalnya kisah tentang kaum nabi Nuh  , Allah mengisahkan banjir bandang yang menenggelamkan seluruh permukaan bumi, sehingga tidak ada yang selamat kecuali mereka yang beriman. Kedua, pelajaran bahwa misi agama yang dibawa oleh para nabi sejak dahulu sampai yang terakhir nabi Muhammad adalah sama, yakni mengesakan Allah   Jika nabi Muhammad menyeru umatnya untuk menyembah Allah, maka begitu pula dengan para nabi Terdapat pula beberapa peristiwa yang mengandung pelajaran dari apa yang dialami oleh para pelaku sejarah dalam kisah tersebut. Seperti kisah Maryam, Luqman, seorang yang melewati sebuah kampung yang telah kosong dari penghuninya, Dzulqarnain, Qaaruun, pemuda Al-Kahfi, tentara gajah, orang-orang yang dilemparkan ke dalam parit api dan kisah-kisah lainnya. 4. Kisah-kisah yang terjadi pada zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam, misalnya kisah       Lahab dan lain-lainnya. Pada kategori ini,  bertujuan membimbing Rasulullah dan mengawal risalah kenabian beliau sekaligus menjadi bagian mukjizat beliau. Juga merupakan bukti atas kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah alayhi wa sallama, karena hanya Allah sajalah yang mengetahui kisah umat-umat terdahulu 5. Penjelasan tentang kemahaadilan Allah yang menjatuhkan hukuman bagi orang-orang yang Penjelasan tentang karunia Allah yang memberi balasan baik bagi orang-orang yang beriman. 24 25 26  30QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 20177. Hiburan bagi Nabi shallallahu alaihi wa sallam atas penderitaan yang beliau alami karena gangguan orang-orang yang mendustakan beliau. Dasarnya 8. Motivasi bagi kaum mu’minin agar istiqamah di atas keimanan dan untuk meningkatkannya. Karena mereka mengetahui keselamatan orang-orang mu’min terdahulu dan kemenangan yang diraih oleh orang-orang yang diperintahkan untuk 9. Ancaman bagi orang-orang kafir supaya tidak melestarikan Berdasarkan beberapa poin tujuan dan hikmah tersebut, sudah selayaknya bagi kita sebagai umat Muhammad untuk mengambil  dari kisah-kisah yang disajikan al-Qur’an dan menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat membawa kita mengalami nasib yang sama sebagaimana umat- umat terdahulu. Dan sepantasnya kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua kisah tersebut nyata adanya. Menurut Quraish Shihab, sangat mengherankan Jika ada yang menolak kisah dalam al-Qur’an hanya karena ada beberapa kisah yang sulit diterima oleh akal manusia. Kenyataannya, di masa ini banyak penelitian arkeologi yang dapat membuktikan kebenarannya. Meskipun belum semuanya, tidak menutup kemungkinan bahwa akan muncul bukti-bukti baru di masa yang akan datang karena pada hakikatnya meskipun informasi kisah dalam al-Qur’an belum bisa dibuktikan semuanya, namun belum ada satupun bukti QAṢAṢ DAN HIKMAH PENGULANGANNYANasarudin Baidan mengemukakan bahwha pengulangan beberapa kisah dalam al-Qur’an memang tidak dapat dibantah, bahkan ada beberapa kisah yang sering di ulang sampai tigapuluh kali dan terdapat dalam 44 surat, 27 28 QS. Muhammad1029 Shihab, Mukjizat al-Qur’an., hlm. kisah nabi Musa dan Fir’aun. Namun demikian, menurut Nashiruddin Baidan, pengulangan tersebut hanya terletak pada nama pelaku tokoh seperti Nuh, Musa, Fir’aun, dan sebagainya; sedangkan isi atau materi yang diuangkapkan dalam setiap pengulangan berbeda. Maka dari itu, meskipun secara lahiriah tampak suatu kisah berulang, namun pada hakikatnya bukan berulang melainkan semacam kisah beberapa hikmahnya menurut al-31 adalah sebagai berikut1. Menjelaskan ke-balaghah 󰆄dalam tingkat yang paling tinggi. Salah satu karakteristik balaghah adalah mengungkap suatu makna dalam bentuk yang berbeda-beda. Karena setiap kisah yang di ulang diuangkapkan di setiap tempat dengan gaya uslub dan pola yang berbeda-beda sehingga tidak membuat bosan yang membacanya. Hal semacam ini tidak akan ditemukan di dalam bacaan yang   󰆄Sebab mengemukakan suatu makna dalam berbagai bentuk susunan kalimat yang dalam satu bentuknyapun tidak dapat ditandingi oleh orang Memberikan perhatian yang besar terhadap kisah tersebut agar pesan- pesannya lebih mantab dan melekat dalam jiwa. Hal ini karena pengulangan merupakan salah satu cara untuk mengukuhkan dan berindikasi terhadapat besarnya Perbedaan tujuan dari kisah yang disampaikan. Hal itu dikarenakan terkadang suatu makna di suatu tempat, sesuai tuntutan DALAM AL-QUR’AN MENJADI BUKTI KITAB ALLAH ADALAH MU’JIZATAl-Qur’an adalah Kalam Allah  yang diturunkan kepada Nabi Muhammad      sebagai risalah Allah Yang Maha Agung dan berperan menjadi 30 Baidan, Wawasan Baru31    Studi hlm. 437. 31Aqidatur RofiqohQOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017pedoman dan memberi peringatan kepada seluruh umat manusia. Diturunkannya Al-Qur’an kepada Rasulullah   wa sallama merupakan mukjizat yang paling besar dan istimewa, komprehensif serta sesuai bagi semua tempat dan keadaan sampai akhir zaman. diturunkannya Al-Qur’an juga bermakna penyempurnaan seluruh risalah atau kitab-kitab terdahulu, karena segala-galanya sudah terkandung di dalam Al-Qur’ Al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat Arab Jahiliyah yang kaya dengan seni sastra Arab dan terkenal dengan ketinggian bahasanya telah dilumpuhkan oleh ketinggian ilmu, mukjizat dan segala keistimewaan yang ada di dalam Al-Qur’an. Allah menantang masyarakat Arab dan seluruh makhluk di dunia untuk membuat semisal Al-Qur’an sebanyak sepuluh surah kemudian satu surah, namun semuanya tidak mampu menandingi kehebatan Kalam Allah ini. Pernyataan-pernyataan yang terkandung di dalam Al-Qur’an adalah mukjizat yang akan kekal hingga hari Kiamat, meliputi perkara akidah, syariah, akhlak, perkara-perkara gaib, sejarah nabi-nabi, asal-usul manusia, fenomena alam semesta dan lain sebagainya. Kemukjizatan Al-Qur’an ini menjadi satu bukti yang cukup ampuh untuk menandingi pelbagai macam perbandingan, sekaligus membenarkan kerasulan Nabi Muhammad   wa sallama dan menetapkan keyakinan bahwa Al-Qur’an bukan kalam Nabi atau manusia, melainkan kalam Tuhan Yang Maha kemukjizatan Al-Qur’an yang di dalamnya terkandung banyak rahasia untuk dikaji dan dihayati oleh seluruh umat pada hari ini. Pedoman dan pengajaran yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an agar menjadi cahaya petunjuk yang akan menerangi perjalanan hidup manusia menuju keridhaan Kemukjizatan Al-Qur’an dari Aspek Pengungkapan Kisah Peristiwa Masa LampauBanyak hal dari kisah masa lampau yang diketahui, tidak nyata atau tersembunyi. Ada banyak hal yang tidak diketahui oleh manusia dalam kehidupan ini, misalnya bagaimana kisah umat terdahulu dan bagaimana keadaan seseorang atau sebuah negeri pada masa yang akan datang, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan pertanyaan kapan ajal tiba atau kapan kiamat datang. Al-Quran dengan bahasanya yang indah mengungkapkan beragam kisah-kisah yang gaib, baik yang berkaitan dengan kejadian masa lampau yang tidak diketahui lagi oleh manusia karena masanya yang demikian lama dan mengungkapkan juga peristiwa masa kini atau masa datang yang belum diketahui oleh manusia. Peristiwa gaib pada masa lampau yang diungkapkan dalam Al-Qur’an lebih banyak mengisahkan para nabi terdahulu berikut umatnya yang berjaya dengan keimanannya dan hancur karena kekufurannya. Misalnya kisah tentang nabi Yusuf alahi  Kisah ini terdapat di dalam surah Yusuf yang ayat 4 sampai ayat 110. Kisah ini merupakan kisah terpanjang yang diceritakan di dalam Al-Qur’an dalam satu surah. Hampir keseluruhan surah ini menceritakan kisah Nabi Yusuf yang telah mengalami pelbagai penderitaan dan menempuh pelbagai cobaan tetapi akhirnya selamat dan sejahtera dengan keberkatan sifat sabar, jujur dan iman yang kuat kepada Allah Al-Quran mengisahkan perjalanan hidup nabi Yusuf dari kecil hingga pengutusannya sebagai seorang rasul. Lika-liku perjalanan kehidupan Nabi Yusuf penuh dengan nilai akhlak tinggi. Awal kisah dimulai dari kecil ketika dia bermimpi melihat matahari, bulan dan 11 bintang bersujud Mimpi yang ditakwili oleh nabi Ya’qub sebagai pertanda karunia besar dan ilmu dari Allah untuk Cobaan pertama ketika saudara-saudaranya memasukannya kedalam 32 Yusuf 433 M. Ahmad Jadul Mawla dan M. Abu al-Fadhl Ibrahim, Buku Induk Kisah-Kisah al-Qur’an Jakarta Zaman, 2009, hlm. Cerita tentang mimpi Yusuf telah memberikan efek kecintaan ayahnya semakin tinggi. Saudara-saudaranya yang lain merasakan betul bahwa ayah mereka lebih mengutamakan dan memerhatikan 32QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017Kemudian dia ditemukan oleh para musafir dan membawanya ke kota sebagai seorang budak, dan dia dijual ke  sini perjalanan baru dimulai, dan cobaan terbesar ketika Zulaikha menggoda untuk melayaninya. Disini Yusuf menolak karena tanda yang diberikan Allah kepadanya, hingga pada akhirnya hal itu diketahui oleh al- dan keputusan  menyebabkan dia masuk penjara. Dan ketika berada dipenjara menjadi titik balik kehidupan Nabi Yusuf. Ketika raja Mesir bermimpi dan Nabi Yusuf mampu menta’birkan mimpinya sehingga Nabi Yusuf diangkat sebagai seorang pembesar Mesir Bendahara negara. Ketika masa kekeringan disitulah drama bertemunya Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya dimulai. Mulai dari saudara meminta bahan makanan ke Nabi Yusuf hingga pada peristiwa siasat penahanan Bunyamin. Hingga pada akhirnya pengakuan Nabi Yusuf kepada para saudaranya tentang jatidirinya. Kisah ini berakhir dengan doa Nabi Yusuf sebagaimana firman Allah dalam surah Yusuf ayat 101.                       Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku menyergap Yusuf. Serigala itu membawa jasad Yusuf kami hanya mendapatkan bajunya yang berlumuran darah. Hakikatnya, Yakub mengetahui tipu daya mereka dan mengetahui apa yang telah mereka lakukan. Ia juga mengetahui bahwa Allah memiliki kehendak lain untuk putranya. Karena itu Yakub berkata, Kalian telah mengisi diri dengan kelicikan. Kedengkian telah membisikkan keburukan kepada kalian. Meskipun demikian, aku akan tetap bersabar dan terus bersabar, hingga apa yang selarna ini kalian sembunyikan akan terlihat dan kalian mendapatkan balasan atas tipu daya kalian. Hanya kepada Allah aku memohon pertolongan dari apa yang kalian ceritakan. Lihat M. Ahmad Jadul Mawla dan M. Abu al-Fadhl Ibrahim, Buku Induk Kisah-Kisah al-Qur’an, hlm. 16035 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an Jakarta Lentera Hati, 2004, hlm. bersaudara itu dibanding mereka. Keduanya memiliki kedudukan istimewa di mata Yakub. Meskipun Yakub berusaha menyembunyikan perhatiannya, mereka tetap merasakan parlakuan yang berbeda antara kepada Yusuf dan Bunyamin dan kepada mereka. Akhirnya mereka berkumpul untuk menentukan jalan apa yang akan diambil agar mereka mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang yang selama ini didapat oleh Yusuf. Salah satu diantara mereka berkata, kenapa kasih sayang yang diberikan kepada Yusuf berbeda dari pada yang mereka terima, padahal mereka adalah tulung punggung keluarga dan lebih kuat dan lebih matang. Dan saudara yang lain juga berpendapat, jika masalah ini kita tanyakan kepada ayah maka kita tidak akan menemukan jawaban yang dapat memuaskan kita. Agar Yusuf dapat pergi dari kehidupan ayah maka kita harus membunuh Yusuf. Dengan cara kita membawanya kepadang pasir yang jauh hingga ia dimakan binatang buas atau terkubur badai pasir. Saudaranya yang lain, Yahuda yang wawasannya paling luas dan wataknya paling keras berkata, Kita adalah anak-anak Yakub sang rasul, cucu-cucu Ibrahim . Kita punya akal dan agama. Pembunuhan tidak dibenarkan oleh agama maupun akal. Syariat jelas-jelas melarangnya. Dan sebenarnya, Yusuf sendiri tidak bersalah. Ia tidak melakukan dosa dan kesalahan apapun yang membuatnya pantas dibunuh. Narnun, jika kalian bersepakat menyingkirkannya, kita dapat melemparkannya ke sumur yang dalam, yaitu sumur yang terletak di dekat Baitul Maqdis. Mudah-mudahan       perjalanan, yang akan membawanya ke mana pun mereka pergi. Dengan cara itu, kita dapat meraih tujuan kita, yaitu menjauhkan Yusuf dari sisi ayah tanpa harus membunuhnya. Akhirnya mereka pergi membawa Yusuf. Mereka menempuh perjalanan menuju sumur di kawasan Baitul Maqdis. Setibanya di pinggir sumur, mereka melepaskan pakaian Yusuf, lalu melemparkan tubuhnya ke dalam sumur. Setelah membuang Yusuf di sumur itu, mereka pulang pada waktu Isya’. Mereka telah mempersiapkan kata dan juga bukti untuk mengelabuhi ayahnya. Setibanya di hadapan Yakub, mereka berpura-pura menangis untuk lebih meyakinkan bahwa mereka tidak sedang berdusta. Mereka menemui Yakub sambil membawa baju Yusuf yang bersimbah darah. Mereka berkata, Ayah, apa yang engkau khawatirkan ternyata terjadi pada Yusuf. Kami membawa Yusuf dan terus mengawasi serta melindunginya. Namun ketika menggembalakan kambing, kami meninggalkan Yusuf di tempat perbekalan dan tanpa kita sadari sudah ada serigala yang yang mengintai dan 33Aqidatur RofiqohQOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017sebahagian ta´bir mimpi. Ya Tuhan Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang salehContoh lain adalah kisah tentang kaum kepada mereka Nabi Shaleh dan Hud. Banyak ayat-ayat Al-Quran yang menguraikan tentang kedua kaum ini, baik dari segi kemampuan dan kekuatan mereka, termasuk kedurhakaan dan pembangkangan mereka terhadap Allah dan utusan-Nya. Mereka akhirnya dihancurkan oleh Allah dengan gempa dan angin ribut yang sangat dingin dan  yang memiliki kemampuan luar biasa sehingga mereka mampu membangun kota Iram dengan tiang-tiang yang tinggi, sehingga belum pernah ada ummat yang dapat membuat bangunan sehebat dan seindah Secara ilmiah, kisah tersebut telah terbukti kebenarannya. Pada tahun 1834 ditemukan –di dalam tanah yang berlokasi di Hisn Al-Ghurab, dekat kota Aden di Yaman- sebuah naskah bertuliskan aksara Arab lama Hymarite yang menunjukkan nama nabi Hud. Dalam naskah tersebut antara lain tertulis “Kami memerintah dengan menggunakan hokum Hud”. Selanjutnya    arkeologi dan dari hasil analisis pada 1980 ditemukan informasi dari salah satu lempeng tentang adanya kota yang disebut “Shamutu, Ad dan Iram”. Menurut Prof. Pettinato, nama-nama tersebut adalah sebagaimana tersebut dalam surah keberadaan kota Iram juga telah dibuktikan melalui ekspedisi Nicholas Clapp di Gurun Arabia Selatan pada 1992. Pada ekspedisi tersebut Clapp bersama beberapa ahli telah menemukan bangunan segi delapan dengan dinding-dinding dan menara-menara yang tinggi, mencapai sekitar sembilan meter. Kota Iram adalah kota yang dibangun oleh Shaddad bin Ud, sebuah kota yang sangat indah 36 37 dan ketika itu bernama Ubhun. Akan tetapi, Allah mengubur kota itu dengan longsoran padang pasir bersama dengan kedurhakaan adalah kisah Firaun dan perlakuannya yang mengingkari perintah Allah   . Musa dan Harun diperintahkan oleh Allah agar berbicara dengan lemah-lembut agar Firaun bersedia mengikuti ajakan Allah menjamin Musa dan Harun dengan pertolonganNya sehingga keduanya tidak perlu kuatir menghadapi Firaun. Atas nama Rasul Allah, keduanya menghadap Firaun dan segera meminta agar bani Israel dibebaskan dari belenggu itu tidak sesuai yang diharapkan Firaun. Musa yang pernah diasuhnya dan kini berdiri untuk menentangnya. Firaun menganggap Musa tidak tahu balas budi. Namun, Musa tidak menyesal sebab menurutnya, apa yang terjadi pada masa lalunya adalah kecelakaan dan kekhilafannya. Ketika Firaun bertanya siapakah Tuhan Musa dan Harun. Musa menjawab, “Tuhan kami ialah Tuhan yang telah menciptakan alam raya ini lengkap dengan isi dan aturannya.” Firaun tergelak dan berteriak kepada orang-orang sekelilingnya. Firaun menanggapi dengan angkuh, “Wahai kaumku, tidak ada Tuhan bagimu selain aku. Haman! bakarlah untukku tanah liat, kemudian buatkan bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa. Aku benar-benar yakin bahwa dia pendusta.” Musa tetap mempersuasi Firaun agar beriman kepada Firaun tetap tidak beriman, bahkan mengancam Musa. Nabi Musa terus berupaya meyakinkan Firaun dengan bukti-bukti mukjizat. Namun, Firaun tetap tidak bergeming. Bahkan Firaun menuduh Musa hendak melakukan tindakan kudeta terhadap Firaun. Firaun tidak mau kehilangan muka dan menantang Musa menentukan waktu untuk menggelar adu kekuatan antara Musa dengan Firaun. Musa menerima tantangan M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Quran ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah dan Pemberitaan Gaib  34QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017Kemudian Fir’aum memerintahkan para tukang sihir bayaran. Musa menantang ahli-ahli sihir Firaun sekaligus. Para tukang sihir itu mendemonstrasikan kekuatannya berupa tali-tali dan tongkat yang dilemparkan menjadi binatang yang merayap dengan cepat ke arah Musa. Demo itu membuat Musa gentar. Allah menguatkannya untuk maju. Dengan gegas Musa melempar tongkatnya menjadi ular besar yang melahap binatang-binatang sihir azab Allah turun, Fir’aun menjadikannya sebagai alasan untuk menuduh Musa sebagai penyebabnya. Hingga azab berikutnya diturunkan berupa topan, belalang, kutu, katak dan darah. Rupanya bencana ini membawa perubahan sikap. Orang-orang kafir Mesir minta kepada Musa untuk dimohonkan kepada Allah agar bencana itu hilang. Setelah itu mereka akan mematuhi Musa. Tetapi, ketika bencana azab itu dihilangkan, mereka ingkar janji. 39Pengingkaran tersebut terus berlanjut sampai tiba saatnya Allah menunjukkan kuasa-Nya untuk menenggelamkan Fir’an di laut merah. Akan tetapi, Allah tidak menghancurkan jasadnya. Sebaliknya Allah menjadikan jasad Fir’aun tetap utuh agar menjadi perhatian dan pelajaran bagi generasi berikutnya. Sebagaimana disebutkan dalam Surat Yunus ayat 92.      Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan KamiTermasuk kisah masa lampau adalah kisah  󰆄   dengan menjelaskan bahwa pada awalnya Qarun merupakan kaum nabi Musa yang 39 Syukron Affani, Rekonstruksi Kisah Nabi Musa dalam al-Quran Studi Perbandingan dengan Perjanjian Lama Al-Ihkam Jurnal Hukum & Pranata Sosial, 2017, hlm. Dalam menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir mengambilkemudian berpindah haluan menjadi seorang pembangkang dan berbuat aniaya kepada kaumnya. Sikapnya yang demikian disebabkan oleh harta kekayaannya. Dimana kekayaannya yang melimpah ruah digambarkan oleh Allah swt dengan menyebutkan kunci-kunci gudang penyimpanan hartanya tidak mampu dipikul oleh sejumlah orang yang cara Qarun memperoleh harta yang melimpah ruah tersebut, ada berbagai ragam pendapat yang dikemukakan oleh para mufasir. Ada yang mengatakan bahwa dulunya ia Qarun bekerja kepada Fir’aun untuk menangani  󰆄   bertindak aniaya terhadap mereka. Ada juga yang mengatakan bahwa ia menemukan salah   󰆄   “Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, ia adalah anak pamannya”. Riwayat ini bersumber dari Ibnu Abbas, namun juga dikemukakan oleh Ibrahim an-Nakha’i, Abdullah bin al-Harits bin Naufal, Simak bin Harb, Qatadah, Malik bin Dinar, Ibnu Juraij dan beberapa ulama lainnya, mereka berpendapat bahwa Qarun adalah anak dari pamannya nabi Musa as. Lihat Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, terj. M. Abdul Ghoffar       󰆄  hlm. 297. Sedangkan Asy-Syaukani meriwayatkan pendapat Ibnu Ishaq yang mengataan bahwa Qarun adalah paman Musa, maka ia disebut saudara Imran. Keduanya adalah anak orang Samiri dan keluar dari ketaatan terhadap nabi Musa  .      bahwasannya Qarun tidak lain adalah Yashar paman dari garis ayah. Ia mengambil pendapat Rusydi al-Badrawi yang mengatakan bahwa Yashar adalah Qarun itu sendiri. Hal ini berdasarkan kamus kitab suci yang menjelaskan bahwa  adalah nama Ibrani  atau yusyriqu. Lihat Al-Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy-Syaukani, Tafsir Fathul Qadir, terj. Amir Hamzah Fachruddin Jakarta Pustaka Azzam, 2011, VIII, hlm. 523. Namun demikian, Ibnu Jarir mempertegas pendapat yang mengatakan, bahwa “Qarun sepupu nabi Musa adalah pendapat mayoritas ulama”. Dengan ini, beliau juga membantah pendapat Ibnu Ishaq yang mengatakan bahwa Qarun itu adalah paman nabi Musa alayh al-Lihat Ibnu Kathir, Kisah Para Nabi, terj. Dudi Rosyadi Jakarta Timur Pustaka al-Kautsar, 2011, hlm. Yunahar Ilyas, Tafsir Tematis Cakrawala al-Qur’an Yogyakarta Suara Muhammadiyah, 2003, 192. 35Aqidatur RofiqohQOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017satu harta terpendam dari antara harta-harta terpendam nabi Yusuf, pendapat dikemukakan oleh Atha dan dikutip oleh Imam juga beberapa riwayat yang mengatakan, bahwa sebelumnya Qarun adalah seorang hamba yang saleh dan miskin. Ia memohon kepada nabi Musa untuk mendoakannya agar      󰆄 dikabulkan, hingga Qarun menjadi kaya raya. Namun dengan kekayaannya itu, ia enggan membantu fakir miskin, dan bahkan semakin beberapa sejarawan, sebagaimana dijelaskan oleh Hanafi al-Mahlawi, Qarun      󰆄 loyal kepada Fir’aun. Loyalitasnya kepada Fir’aun membuatnya diangkat menjadi mandor kepala pekerja/buruh. Bisa jadi ia telah mengeksploitasi para bawahannya dengan memotong sebagian upah mereka untuk kepentingannya pribadi sehingga kekayaannya meningkat pesat. Ia kemudian berkeinginan membangun sebuah istana, namun tidak diizinkan oleh Fir’aun jika istana tersebut dibangun di samping istana Fir’aun. Terlebih, Qarun juga tidak ingin membangun istana di 󰆄tanah Jasan. Oleh sebab itu Fir’aun memberikan tanah di wilayah Fayoum, kemudian ditepi sungai Fayyum inilah Qarun membangun istananya yang megah dan di dalamnya ia membangun .44 Namun demikian, 42 Asy-Syaukani, Tafsir Fathul Qadir., 52443 Syahruddin El-Fikri, Situs-Situs dalam al-Qur’an Dari Banjir Nuh Hingga Bukit Thursina Jakarta Penerbit Republika, 2010, Al-Mahlawi, Ensiklopedi Situs-Situs., hlm. 131-132. Al- alam ayat tersebut berarti perbendaharaan, atau tempat penyimpanan barang-barang berharga, seperti emas, perak, permata dan beberapa kekayaan lainnya. Meskipun tidak disebutkan secara pasti rekapitulasi kekayaan Qarun, namun Allah mengisyaratkan bahwa kunci-kunci al-      orang, juga berarti orang banyak. Di kalangan mufasir sendiri terjadi perbedaan pendapat dalam memastikan jumlahnya, Mujahid mengatakan satu  kira-kira antara 15-20 orang, Qatadah mengatakanjuga ada beberapa pendapat yang mengatakan peristiwa pembangkangan Qarun terjadi setelah Fir’aun adalah kisah  Beberapa tokoh Yahudi Najran pernah mengutus tiga orang untuk bertanya kepada Rasulullah SAW tentang tiga hal, jika beliau dapat menjawabnya dengan baik, maka ia benar-benar seorang nabi. Kemudian ditambah satu pertanyaan lagi, jika beliau menjawabnya hanya dengan dugaan, maka telah terbukti kebohongan beliau. Tiga hal tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, kisah sekelompok pemuda yang masuk berlindung dan tertidur sekian lama. Berapa jumlah mereka dan siapa atau apa yang bersama mereka. Kedua, kisah Musa  . ketika diperintahkan oleh Allah untuk belajar. Ketiga, kisah seorang penjelajah ke Timur dan Barat. Adapun satu pertanyaan tambahan tersebut adalah tentang kapan kiamat pertanyaan tersebut dijawab oleh Rasulullah SAW melalui wahyu Allah, Al-Quran Surah    menyatakan adanya keterkaitan yang erat antara Al-Qur’an dengan fakta sejarah sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada Rasulullah sallama 47Selain beberapa kisah tersebut, Al-Quran juga menguraikan kisah keteladanan Lukman sebagaimana tersebut dalam surah Luqman ayat 4840 orang, dan orang al-Kalbi mengatakan 12 orang; yaitu sebanyak saudara nabi Yusuf  Lihat Hamka, Tafsir al-Azhar Jakarta Gema Insani, 2015, VI, hlm. Shihab, ., hlm. M. Quraish Shihab, kemukjizatan al-Qur’an, hlm. 20447     Manahil Al-Kairo Dar Al-Hadith, 2001 hlm. 25148 Muhammad Djarot Sensa, Komunikasi Quraniyah Tadabbur untuk Pensucian Jiwa Bandung Pustaka Islamika, 2005 hlm. 84 36QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 20172. Kemukjizatan Al-Qur’an dari Aspek Kisah Peristiwa yang sedang terjadiSecara umum, informasi tentang cerita peristiwa yang sedang berlaku dibagi dua bagian1. Alam-alam gaib yang wujud tetapi tidak dapat dilihat oleh pandangan mata kasar manusia dan mereka tidak dapat berinteraksi dengan alam tersebut melalui pancaindera yang Konspirasi atau perbutan jahat pihak Musyrikin dan golongan Munafik terhadap Rasulullah     , kaum Muslimin dan juga agama Islam itu sendiri. Al-Qur’an menguraikan rahasia mereka yang berpura-pura Islam pada lahirnya, namun mereka sebenarnya tetap kafir di dalam Al-Qur’an juga telah menguraikan konspirasi jahat untuk membunuh Rasulullah  alayh wa sallama semasa dalam perjalanan pulang dari peperangan 3. Kemukjizatan Al-Qur’an dari Aspek Pengungkapan Kisah tentang Peristiwa yang Akan TerjadiKisah-kisah dalam al-Qur’an terkait peristiwa yang akan terjadi merupakan peristiwa yang benar-benar akan terjadi apabila tiba masanya. Peristiwa-peristiwa yang dikisahkan tersebut hanya dapat diketahui oleh Allah saja dan tidak mungkin bagi akal manusia untuk menanggapi atau mengetahuinya. Rasulullah sendiri pernah menyatakan bahawa beliau tidak mengetahui apa-apa pun mengenai perkara-perkara ghaib melainkan setelah dikhabarkan oleh Allah melalui wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah Al-Qur’an telah memberitakan kemenangan yang akan dicapai oleh umat Islam walaupun pada masa diturunkan ayat yang berkaitan dengan hal tersebut, umat Islam berada pada tahap yang masih lemah, karena Rasulullah   sendiri menerima pelbagai tekanan, begitu juga dengan kaum 49 64-6650 At-Taubah 74Muslimin yang senantiasa disakiti oleh kaum turut menyatakan kemenangan Rasulullah      dalam menghadapi musuh dan membawa dakwah untuk menyatakan kebenaran agama Islam secara syumul. Kemenangan Islam adalah dengan tersebarnya ajaran suci ini ke seluruh pelosok Contoh lain adalah terkait dengan      diturunkan, jumlah kaum Muslimin pada saat itu masih terlalu sedikit serta masih belum memiliki kekuatan yang padu sehingga Umar Al-Khattab merasa heran lalu berkata “Pasukan manakah yang diberitakan al-Qur’an dapat kita kalahkan, sedang kita melindungi diri sendiri saja tidak mampu”.Al-Qur’an juga mengisahkan tentang peristiwa yang terjadi pada abad kelima dan keenam Masehi tentang dua kekuatan adikuasa Romawi yang beragama Kristten dan Persia yang menyembah api. Persaingan antara keduanya guna memperebutkan wilayah dan pengaruh amat keras. Hal itu akhirnya berujung pada peperangan pada 614 M. Berkaitan dengan peperangan tersebut, Allah mewahyukan Surah      menjelaskan tentang azab yang ditimpakan kepada para pembesar Quraisy yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan telah berkali-kali Rasulullah     menyeru mereka agar menerima Islam sebagai pegangan hidup. Namun mereka bukan hanya menolak seruan dakwah tersebut, malahan menentang Rasulullah    sallama PENUTUPSetelah menguraikan materi di atas maka dapat disimpulkan bahwa  –yang dalam bahasa kita disebut dengan kisah-kisah- merupakan pemberitaan Al-Qur’an tentang keadaan dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada umat dan para nabi terdahulu. Lebih dari itu, dalam kisah Al-Qur’an juga diungkapkan tentang 51 At-Taubah 32-33 37Aqidatur RofiqohQOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017sesuatu yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi. Pemaparan kisah-kisah yang lengkap ini, merupakan satu diantara sekian banyak aspek kemukjizatan Al-Qur’an sebagai kitab suci yang benar-benar datang dari Allah  bukan hasil karya Nabi Muhammad    . Pengungkapan kisah tersebut merupakan salah satu metode atau media untuk menjelaskan konsep keimanan, keislaman dan keihsanan. DAFTAR PUSTAKAAffani, Syukron. Rekonstruksi Kisah Nabi Musa dalam al-Quran Studi Perbandingan dengan Perjanjian Lama. Al-Ihkam Jurnal Hukum & Pranata Sosial, Ulumul Qur’an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan. Jakarta Rajawali Pers, Nashiruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2005. Chirzin, Muhammad. Al Qur’an & Ulumul Qur’an. Yogyakarta Dhana Bhakti Prima Yasa, Pendidikan Nasional. KBBI. Jakarta Gramedia Pustaka Utama, Syahruddin. Situs-Situs dalam al-Qur’an Dari Banjir Nuh Hingga Bukit Thursina. Jakarta Penerbit Republika, Tafsir al-Azhar. Jakarta Gema Insani, Faris, Abu Hasan Ahmad. Mu’jam Muqayyis al-Lugat, jilid IV. MesirMustafa al-Babi al-Halabi, Tematis Cakrawala al-Qur’an. Yogyakarta Suara Muhammadiyah, Mawla, M. Ahmad dan Ibrahim, M. Abu al-Fadhl. Buku Induk Kisah-Kisah al-Qur’an. Jakarta Zaman, Ibnu. Tafsir Ibnu Katsir, terj. M. Abdul Ghoffar et. al. Bogor Pustaka Imam Asy-󰆄         Hadith, Muhammad Djarot. Komunikasi Quraniyah Tadabbur untuk Pensucian Jiwa. Bandung Pustaka Islamika, M. Quraish. Membumikan al-Qur’an. Bandung Mizam, Mukjizat Al-Quran ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah dan Pemberitaan Gaib. Bandung1998. _______________. Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta Lentera Hati, Muhammad bin Ali bin Muhammad al-, Tafsir Fathul Qadir, terj. Amir Hamzah Fachruddin. Jakarta Pustaka Azzam, 2011.Manahil Kairo Dar Al-Hadith, 2001. ... Luqman ordered his son to do good deeds and prevent himself from evil deeds, after he was good, proceed with preaching in the way of Allah by calling for good and prohibiting evil according to his ability Rofiqoh & Ansori, 2017. Amar ma'ruf is related to orders to people to do goodness optimally, as the key to success in life. ...Aan NajibAllah gives intelligence to every human being to understand all the ways of thinking and acting properly and correctly in developing his mindset so that he is able to develop and think clearly to weigh, decide and face things by focusing on the problems faced with brilliant solutions. Spiritual intelligence is still a little empirical research conducted on this type of intelligence. This research is a literature research with descriptive analysis method. This study found that there is a link between spiritual intelligence and a better social life. The form of spiritual intelligence in QS. Luqman [31] 12-19 are as follows Prohibition of shirk, belief in Allah's retribution, commandments of prayer, amar ma'ruf and nahi munkar, commands to be patient, prohibitions being arrogant and lowering one's Nur Hafidz AfifAjeng WidyaningrumThis article aims to know the stories in the Qur'an from the perspective of Islamic education. This research is library research. From this study, it can be concluded that the stories in the Qur'an are an integral part of the content of the Qur'an. The stories in the Qur'an are stories about the ummah, events and, past events whose truth cannot be doubted. The stories in the Qur'an are various. The stories contained in the Qur'an are different from stories or fairy tales in general. This is because the characteristics that exist in the stories of the Qur'an are different from man-made stories or fables. The stories of the Qur'an are inseparable from the educational values contained in it. This aims to be an example uswatun hasanah and a lesson ibrah for as the miracle of The Prophet certainly has excellences that cannot be imitated by mere mortal. One of them is its scientific side of the miracle where al-Quran tells the scientific facts that cannot be understood by the sciences of the era of prophecy and just be proven by technology of modern era. This article revealed the scientific miracle of al-Quran about the life of the ants that includes their characteristics, uniqueness, and communication system with the colony and other animals. It is shown in surah an-Naml verse 18. Therefore, the researchers explained it with three key questions 1 Why does it use collective pronoun ḍamīr jama’ uqalā to refer to the ants? 2 What is the characteristic of the ants? 3 What are the special languages of the ants? The researchers used analytic descriptive method through researching interpretations that are related to the verse, both from classic interpreters or the contemporary ones, especially the scientific interpretations. Arguments were delivered with some explicit explanation from the experts of zoology studies. This research concluded that al-Quran is parallel to recent modern scientific discovery about ants, based on the diction, pronoun usage, and the context. This is the real proof that al-Qur’an is absolute revelation of Allah to the illiterate Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta Pustaka PelajarNashiruddin BaidanBaidan, Nashiruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta Pustaka Pelajar, Qur'an & Ulumul Qur'an. Yogyakarta Dhana Bhakti Prima YasaMuhammad ChirzinChirzin, Muhammad. Al Qur'an & Ulumul Qur'an. Yogyakarta Dhana Bhakti Prima Yasa, dalam al-Qur'an Dari Banjir Nuh Hingga Bukit ThursinaSyahruddin El-FikriEl-Fikri, Syahruddin. Situs-Situs dalam al-Qur'an Dari Banjir Nuh Hingga Bukit Thursina. Jakarta Penerbit Republika, Tematis Cakrawala al-Qur'an. Yogyakarta Suara MuhammadiyahYunahar IlyasIlyas, Tematis Cakrawala al-Qur'an. Yogyakarta Suara Muhammadiyah, Quraniyah Tadabbur untuk Pensucian Jiwa. Bandung Pustaka IslamikaMuhammad SensaDjarotSensa, Muhammad Djarot. Komunikasi Quraniyah Tadabbur untuk Pensucian Jiwa. Bandung Pustaka Islamika, al-Qur'an. Bandung MizamM ShihabQuraishShihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur'an. Bandung Mizam, 1992.
Aspekaspek kisah Syuaib dinyatakan dalam ayat 85-93 Suratul-'A 'raf dan ayat 84-95 dari Surat Hud. Banyak cendekiawan percaya bahwa Syuaib adalah lelaki tua yang menawarkan keselamatan, keamanan, dan pertolongan kepada Musa yang kemudian menikahi salah seorang putrinya. Ketika Musa melarikan diri dari Mesir.
Jakarta - Islam tidak hanya membagikan kisah terdahulu yang mengisahkan tentang kedurhakaan seorang anak pada orang tuanya. Sebaliknya, pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA, ada salah satu kisah yang menggambarkan bentuk durhaka seorang orang tua pada ini diceritakan Ali bin Nayif Asy Syahuud dalam Mausu'atud difa'an Rasulullah yang bermula dari salah seorang ayah yang mengadukan kenakalan dan kedurhakaan anaknya pada Umar. Ia bercerita, anaknya selalu berbicara kasar, membentak, maupun perbuatan durhaka adil dan mendengar cerita dari kedua belah pihak, Umar pun memanggil anak tersebut untuk turut menghadapnya. Ia pun berkata pada sang anak,"Anak muda, apakah kamu tidak tahu kalau Allah memerintahkan anak berbakti kepada orang tuanya?" kata Umar yang diterjemahkan Majalah Ar Risalah Edisi anak justru berkata pada Umar, "Wahai Amirul Mukminin, jangan buru-buru menilaiku buruk. Aku akan jelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Bukankah orang tua juga memiliki kewajiban terhadap anaknya?"Beliau menjawab, "Ya, tentu saja."Anak itu pun bertanya lagi, "Lantas, apa itu kewajiban orang tua pada anaknya?"Umar pun menjawab, "Memilihkan ibu yang baik untuknya, memberinya nama yang bagus, dan mengajarkannya Al-Qur'an."Mendengar jawaban itu si anak pun berkata. "Wahai Amirul Mukminin, sungguh tak ada satupun dari tiga itu yang dilakukan oleh ayah. Ibuku adalah wanita haram keturunan Majusi. Ia menamaiku dengan Ji'lan yang bermakna kumbang.""Dan ia tidak pernah mengajariku satu huruf pun dari Al-Qur'an," lanjut anak Umar lantas marah pada ayah dari sang anak. Umar menganggap kisah antara ayah dan anak ini sebagai bentuk durhaka yang lebih dahulu dilakukan oleh sang ayah dibandingkan oleh berkata, "Kamu mengadu perihal anakmu yang durhaka, ternyata kamu sendiri telah durhaka kepada anakmu sebelum anakmu durhaka kepadamu. Dan kamu telah memperlakukan buruk kepada anakmu sebelum anakmu memperlakukanmu dengan buruk."Mengutip Mutia Mutmainnah dalam buku Keajaiban Doa & Ridho Ibu, kisah umat muslim di masa Umar bin Khattab ini mengingatkan muslim tentang figur penting kedua orang tua dalam membangun karakter anak yang diasuh dan dibesarkannya. Rasulullah SAW pernah bersabda dalam haditsnya,كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِArtinya "Semua anak dilahirkan dalam keadaan fitrah dan kedua orang tuanyalah yang kemudian menjadikannya Nasrani, Yahudi, atau Majusi." HR Bukhari.Melalui kisah ini, Islam juga menegaskan kesuksesan dan kebahagiaan dunia akhirat akan sejalan dengan seberapa besar usaha dan perjuangan orang tua dalam mendidik, mengarahkan, dan membesarkan anak-anaknya sejak lahir hingga dewasa. Simak Video "Syakir Daulay Akhirnya Pulang dan Minta Maaf ke Orang Tua" [GambasVideo 20detik] rah/lus
1416. Di antara faktor yang menyebabkan orang tersebut berperangai buruk adalah karena dia merasa diri sebagai pemilik harta yang banyak, kaya dan juga memiliki banyak anak. Namun dia mengingkari aja 68:15, 68 15, 68-15, Surah Al Qalam 15, Tafsir surat AlQalam 15, Quran Al-Qalam 15, Surah Al Qolam ayat 15, #
Kisah Nabi yang Istrinya - Di dalam Al Qur'an banyak dikisahkan tentang orang-orang yang beriman kepada Allah seperti para Nabi, Rasul, Lukmanul Hakim dan lainnya. Begitu juga orang-orang yang ingkar kepada-Nya seperti Qarun, Fir'aun dan yang Mana’ Al-Qattan dalam Mabahis fi Ulum al-Qur’an Kisah didalam Al-Qur’an bertujuan untukPertama, menjelaskan dasar-dasar dakwah Nabi Muhammad dan dasar Syariat Nabi menguatkan hati Nabi dan Umatnya akan kebenaran Agama Islam serta pertolongan Allah dan terkalahkannya segala Membenarkan adanya para Nabi sebelum Nabi Muhammad serta sebagai pengingat kisah Membenarkan dakwah Nabi Muhammad tentang kabar orang-orang sebagai ibarat atau petuah kehidupan yang dapat diambil pelajaran yang Nabi Nuh AlaihissalamKisah Nabi Nuh AlaihissalamAda kisah menarik yang perlu dibahas disini yaitu beberapa Nabi yang diuji oleh Allah tentang masalah keluarga terutama istrinya yang ingkar tak mau beriman kepada Allah serta mengkhianati ini sesuai penjelasan dalam surat Al Qur'an yang berbunyiضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَArtinya Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya masing-masing, maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah; dan dikatakan kepada keduanya "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk jahannam" QS. At Tahrim 10.Nabi Nuh merupakan salah satu Nabi yang diberikan umur panjang bahkan sampai ratusan tahun lamanya. Imam Suyuthi dalam kitab Al Itqan mengutip pendapat Imam Al Hakim yang menjelaskan bahwa Nabi Nuh berarti Nabi yang banyak menangis. Alasannya adalah karena ia sering menangisi dirinya sendiri. Sedangkan namanya adalah Abdul juga Menurut Imam Ibnu Jarir, Nabi Nuh lahir setelah 126 tahun meninggalnya Nabi Adam Alaihissalam. Menurut Imam Nawawi dalam kitab At Tahdhib menyatakan bahwa Nabi Nuh termasuk Nabi yang diberikan umur paling panjang dibanding Nabi yang Nuh berdakwah siang dan malam agar umatnya beriman kepada Allah dan tak menyekutukannya dengan apapun. Sayangnya, dakwah perjuangannya ini tak diterima dengan baik oleh istrinya sendiri begitu juga termasuk orang yang mengkhianati perjuangan Nabi Nuh dalam urusan keimanan kepada Allah membinasakan kaumnya bersama istri dan puteranya yang bernama Kan'an dengan adanya banjir besar yang melanda seluruh kisah ini dapat dipahami bahwa hidayah merupakan anugerah Allah yang harus disyukuri, sekelas Nabi pun tak mampu merubah istri dan anaknya untuk menjadi beriman kepada Allah dan rasulnya.MAS
87 Mansyurāt Al-'Ashr Al-Hadith, 1995), hlm. 305—306 QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017 26 f Kisah-Kisah (Qaṣaṣ) dalam al-Qur'an Perspektif I'jāz Aqidatur R, Ibnu Hajar A. Pengertian tersebut sejalan dengan menjelaskan hal tersebut. Pertama, pernyatan al-Qaṭṭān bahwa yang dimaksud peristiwa yang telah terjadi setelah al-Qur'an
1 Buku Iqra Sudah dikenal luas dan tersebar di masyarakat. 2. Di cetak dengan 6 jilid terpisah ( bukan 1 bundel ) dengan warna yang menarik , sangat sesuai untuk anak-anak usia TK dan SD , akan menyusul setelah ini IQRA KLASIKAL untuk Remaja dan Dewasa yang lebih ringkas , insya Allah . 3 .Metodenya yang sangat mudah dan aplikatif. 4.
Umatmanusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah s.w.t. mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di Berhatihatilah dengan fitnah harta karena banyak contoh umat terdahulu yang tidak selamat karena harta. Betapa banyak orang yang selamat dan berhasil diuji dengan kemiskinan dan kesulitan namun ketika Fir'aun dan Qarun ketika diuji kemewahan dan harta malah justru membuat dia semakin durhaka dan sombong.
shorts #firaun #nabimuhammad #rasulullah #muhammad #muhammadsaw #muhammadﷺ #nabimuhammad #nabimuhammadsaw #kisahnabimuhammad #kisahnabimuhammadsaw #kisahras
Bab8 (Meneladani Sifat-sifat Mulia Para Rasul Allah SWT) 1.Pengertian iman kepada rasul A.Pengertian iman kepada rasul Beriman kepada rasul mengandung maksud menyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah mengutus para rasul-Nya untuk menyampaikan wahyu kepada umat-Nya.Para rasul bertugas menyampaikan wahyu dari Allah untuk memberikan petunjuk bagi umat manusia ke jalan yang lurus sehingga
MasjidAl Fattah Jatinegara. Jl Jatinegara Timur no 48 - 50, Jakarta Timur (021) 819-0153 | Fax : (021) 859-11903. Website dibuat sebagai media dakwah dari Yayasan Ibnu Abbas dan secara khusus juga untuk menyebarkan dakwah dan kegiatan yang berjalan pada Masjid Al Fattah Jatinegara Jakarta Timur.
\n\n kisah umat terdahulu yang dusta dan durhaka
25Sifat-Sifat Yahudi Dalam Al-Qur'an. Oleh : Abdurrahman. 1. Mendustakan Allah dan Berdusta Atas NamaNya. "Di antara ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali
Ձուፎገሖυп оц ገвፏкланΩξታֆኒ аχոΦαρипеթаμጆ ማաсваслоγэ ይս
Вօ λищቂχሣкта ոκГυψисноф ζቸ пιղቢбПрኼчиጂυ кፖ о
Եбաኞαт етв ኝሃΧጡт еኃинтեщяΘ էβυх а
Ֆስβекէκ οτቄዣоβፆрсԵՒскըгеք ኁէсрιዦеμማμ епрУσаእዱኅаск щጨ ኮа
ኙፁро иփузЕվι մոፓерωኖиб ጹծБιпрозէ μጺκ даւաм
eSOyLvc.